Judul : Cerita Di Balik Noda : 42 Kisah Inspirasi Jiwa
Penulis : Fira Basuki
Editor : Candra Gautama
Perancang
sampul : LOWE Indonesia
Penerbit : Kepustakaan
Populer Gramedia dengan Rinso Indonesia
Badan Buku : xii + 235 hlm; 13,5 x
20 cm
ISBN : 978-979-91-0525-7
“Bima
bertepuk tangan paling keras hingga tangannya menyenggol tangan Rani yang memegang
kue. Rani oleng dan kue itu jatuh ke baju Bu Elsi. Semua langsung terdiam.
Semua mata melihat ke arah Bima. Mereka siap menerima teriakan Bu Elsi. “Hahahahaha,”
Bu Elsi justru tertawa. Dia melihat bajunya yang kotor, lantas mengambil
serpihan kue dari bajunya dengan jari-jarinya dan menjilatinya. Semua bingung
melihat reaksi Bu Elsi.
“Dino
sering melakukan hal ini waktu kecil. Menumpahi saya dengan makanan, bahkan kue
ulang tahunnya sendiri.”
Anak-anak dan noda, keduanya merupakan
bagian yang tidak bisa terpisahkan, karena perkembangan psikologis anak yang
selalu ingin tahu, dan perkembangan psikomotoriknya yang membuatnya selalu
ingin bergerak. Maka, bisa dipastikan kalau noda adalah salah satu hadiah
terindah untuk sang Bunda. Mulai dari noda tanah karena bermain atau membantu
orang lain, noda lipstick karena ingin meniru bundanya, noda makanan dan banyak
lagi noda yang lain. Noda sering diartikan sebagai sesuatu yang kotor, sesuatu
yang sangat dihindari oleh orang dewasa. Namun, tetap ada sisi lain dari noda,
sebuah pembelajaran hidup yang berarti, dan sebuah sindiran kepada kita, orang
dewasa, untuk memaknai maksud baik di balik noda.
Pembelajaran dari noda inilah yang
coba diangkat oleh Rinso Indonesia sebagai sebuah tema menulis cerita dalam
sebuah event di Fanspage Rinso Indonesia. Dari seluruh cerita yang dikirim,
dipilih sebanyak 38 cerita, yang kemudian dikembangkan oleh Fira Basuki dan
dibukukan oleh Gramedia, dengan judul "Cerita Di Balik Noda". Fira menambahkan 4 cerita karyanya ke dalam kumpulan
cerita di balik noda tersebut, yaitu “Bos Galak”, “Sarung Ayah”, “Pohon
Kenangan”, dan “Foto”.
“Bos Galak”
dipilih sebagai cerita pembuka, menceritakan tentang keinginan seorang pegawai
baru yang penasaran alasan kantornya terkesan “dingin”, dan bosnya yang tidak
pernah terlihat tersenyum. Timbullah keinginan untuk membuat bosnya tersenyum
dengan memberikan kejutan di hari ulang tahun si bos. Semua karyawan sudah
ketakutan akan dimarahi, tetapi tanpa dinyana, si bos malah menangis karena
teringat pada anaknya, Dino, yang telah meninggalkannya 8 tahun yang lalu.
Walaupun kemudian salah seorang karyawannya menumpahkan kue ulang tahun ke
bajunya, tetapi si bos malah tertawa bahagia, dan mengatakan kalau dulu anaknya
sering berbuat demikian padanya.
Masih ada 41 cerita lainnya yang tidak
kalah menarik yang diceritakan dengan gaya bahasa yang ringan dan mengalir.
Masing-masing cerita mempunyai keunikan tersendiri, dengan membahas jenis noda
yang berbeda dan tentunya pembelajaran yang berbeda. Cerita berjudul “Koki Cilik” mengajarkan
kepada kita bahwa janganlah takut mengajak anak kita untuk berinteraksi dengan
dapur, karena anak akan menghargai setiap kepercayaan yang kita berikan
padanya. Juga pada cerita “Sarung Ayah” dimana kita disadarkan bahwa seorang
anak, walaupun menurut kita, orang dewasa, sepertinya masih belum memahami
dunia, tetapi ternyata dia juga mempunyai perasaan yang mendalam tentang dunia.
Atau pada cerita “Tak Jadi”, dimana seorang anak menyadarkan kedua orang tuanya,
dengan rela masuk ke dalam kolam ikan mencari cincin pernikahan orang tuanya,
agar mereka tidak bercerai.
Ada
beberapa kesalahan penulisan dalam beberapa kalimat, dan kesalahan penulisan
tokoh pada cerita “Sarung Ayah” dimana pertama kali disebutkan bahwa anak Hani
dan Hendro bernama Dewi lalu dibagian yang lain disebutkan bahwa anak mereka
bernama Wulan, dimana Wulan pada bagian pertama disebutkan adalah adik Hani. Namun,
kesalahan penulisan yang sedikit itu tetap tidak mengurangi esensi dari buku
ini, yang menceritakan pembelajaran baik dari sebuah noda, karena berani kotor itu baik, kan?. Seperti quote yang ditulis oleh Fira Basuki yaitu “Hidup itu seperti baju kotor. Ketika noda
dihilangkan dengan mencucinya bersih-bersih, kita ibarat telah memasuki hidup
baru, masa depan baru, dan harapan baru. Selalu ada hikmah di dalam sepercik “noda”,
yang merupakan inti cerita dari seluruh cerita di buku “Cerita Di Balik Noda”
ini.
Untuk para Bunda, dan orang dewasa lainnya, siapkah anda untuk berani
kotor? Siapkah hati anda tertusuk oleh kepolosan anak-anak, makhluk Tuhan berhati putih?
Ternyata da alasan dibalik galaknya Bu Elsi ya. Good luc ya
ReplyDeleteiya ternyata Bun.. apa stiap org galak iu jg punya alasan ya?
Delete