Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kedua tentang "Rasa Lokal".
Wage, apa itu Wage? Di Jawa Tengah pada umumnya, selain mengenal hari nasional seperti Senin sampai Minggu, kami juga mengenal hari pasaran Jawa yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon. Hanya lima hari, bukan tujuh hari. Di hari-hari tersebut di masing-masing desa menyelenggarakan pasar sehari (Pasar Kaget). Ada yang menyelenggarakannya setiap Pahing, namanya Pasar Pahing, atau setiap Pon, namanya Pasar Pon. Nah di Bumiayu, kotaku, pasar sehari itu diselenggarakan setiap hari pasaran Wage, maka kami sebut dengan Pasar Wage.
Namanya pasar ya tempat berkumpulnya penjual dan pembeli, tetapi jangan bayangkan pasar ini seperti pasar-pasar tradisional pada umumnya, walaupun pasar Wage ini termasuk pasar tradisional. Di pasar Wage kita memang bisa cuci mata atau istilah kerennya windows shopping, hehe.. tapi tidak dingin dan tidak ada jendelanya. Kita bisa menemukan beraneka rupa barang dagangan, mulai dari pakaian, celana, sepatu, VCD/DVD, makanan, buku, tembakau, ikan segar, burung, kambing, sapi, bibit tanaman, bahkan ada pande besi yang siap menerima pesanan atau memperbaiki alat pertanian kita. Komplit kan?
Jualan cincin akik (sumber gambra: http://beritabumiayu.blogspot.com/) |
Pasar hewan di Pasar Wage (sumber gambar: http://jongreggaebumiayu.blogspot.co.id/) |
sumber gambar: http://beritabumiayu.blogspot.co.id/ |
Para Pande Besi di pasar Wage (sumber gambar: http://jongreggaebumiayu.blogspot.co.id/) |
Meskipun sudah dibangun beberapa supermarket tetap tidak menyurutkan animo masyarakat Bumiayu untuk datang ke pasar Wage. Saya pikir pasar Wage ini merupakan rasa lokal perekonomian masyarakat Bumiayu, karena setiap hari sebelum Wage, selalu ada pertanyaan seperti ini, "Eh besok
kamu ke pasar Wage enggak?", atau pernyataan "Yah kok pasar Wagenya hari
Jumat sih, kan jadi enggak bisa lama-lama." Para penjual kebanyakan memang mengkhususkan menjual dagangannya di hari Wage saja. Penjualnya juga datang dari berbagai daerah, bahkan ada yang dari luar kota. Masalah harga, di pasar Wage bisa lebih murah, yah walaupun terkadang kemurahan barangnya berbanding lurus dengan kualitasnya, hehe.
Nah, yang unik lainnya adalah pembeli yang datang ke pasar Wage didominasi oleh kaum pria. Mungkin dulu memang kaum wanitanya lebih banyak di rumah ya, jadi keterusan sampai sekarang.
Kalau hari Wage itu jatuh tepat di hari Minggu atau sehari sebelum Lebaran Idul Fitri atau Idul Adha, hmmm.. kita harus pikir-pikir sebelum melewati jalan itu. Oh iya.. saya belum cerita tentang letak pasar Wagenya. Jadi pasar Wage ini terletak di sepanjang jalan yang menghubungkan Bumiayu-Bantarkawung, Buaran, Salem. Ya karena itu jalan penghubung satu-satunya dan lebar jalan hanya muat dua kendaraan, maka kalau perhelatan pasar mulai menjelang siang (jam 10.00-13.00) bisa dipastikan ramainya luar biasa. Bahkan pernah mengalahkan macetnya Jakarta, karena jarak yang harusnya ditempuh dalam waktu 5 menit, itu menjadi satu jam.
Macetnya seperti ini kalau Wage (sumber gambar: http://ww45.koranlokal.com/images/jalan%20PW..JPG) |
Walaupun saya kurang suka ke Pasar Wage, karena banyak prianya (malu Mak), tapi kalau kebetulan lewat, saya suka lihat-lihat (habisnya banyak yang bisa dilihat sih, jualannya maksudnya). Ya semoga animo masyarakat untuk tetap menghidupkan pasar Wage akan terus terjaga sampai kapanpun, amiiin.
wah berarti kalo mw kesana..mesti punya tanggalan jawa nih saya..^^
ReplyDeletehehe.. iya kalo mau lihat keramaiannya..tapi klo sdh di bumiayunya, misalnya besok Wagean, hari ini lapaknya sudah mulai disiapin.. Salam Kenal.. :)
DeleteDulu kala masih SD, pernah diajak simbok (mbah) datang ke pasar (hari Jawa) seperti ini, tapi lupa apa nama pasarnya. Capeeek, karena disuruh jalan, dan ternyata jauuuuuuh bgtz :)
ReplyDeleteCapek, panas lagi ya Ka.. trus sampai disitu ruame banget, ya itulah geliat ekonomi rakyat, jauh dari kemewahan, tapi tetep greget.. :)
Deletewaktu baca judulnya aku gak ngeh kalau Wage tentang hari :)
ReplyDeletehehe.. ngeh nya tentang apa Mak?
Deletebiar gak pake ac, tapi yg namanya liat brg yg dijual tetap aja asik ^_^
ReplyDeleteasik banget mba, apalagi pas ngeliat ikan2 yg dijual, trus liat pande besi lagi bikin parang atau pisau.. keren deh
DeleteRamai banget kliatannya ya. Kalau Jawa Tengah cuma pernah nyampe Semarang sama Solo. Masih jauh ya dari kota itu?
ReplyDeletemasih 5 jam lagi..hhehe..masih banyak obyek wisata lainnya, ada cipanas, telaga ranjeng, kebun teh, dll.. hayuk backpacker ksini..
Deletewaaah masih ada yaaa? di jatim udah gak ada :)
ReplyDeleterepot juga kalau pasarnya buka seminggu sekali, untunglah bukan pasar primer walau barang2 yang dijual oke juga ^^
lebih mirip pasar minggu gitu yaaa
iya mba, masih ada sampe sekarang, pamornya malah melebihi pasar swalayan... itu 5 hari sekali mba.. main-main ke bumiayu yuk mba.. ^_^
DeleteWage itu seperti penanggalan gitu ya? yang kliwon, wage.. gtu kan?
ReplyDeleteiyap Betul sekalee.. Nah kalau hari wage datang tuh, warga di kecamatanku pada mengadakan pasar kaget sehari doang..namanya Pasar Wage.. :)
Delete