Sekitar sebulan yang lalu, teman sekantor saya membagikan oleh-oleh dari Madura, berupa minuman herbal instan dan sebuah umbi. Umbinya tidak ada yang memakan, dan akhirnya saya bawa pulang. Awalnya saya kira umbi itu sudah matang, namun karena masih kenyang akhirnya saya diamkan saja. Selang beberapa hari, saya lupa kalau saya punya sebuah umbi. Saya kaget waktu melihat ternyata saya masih mempunyai sebuah umbi dan setelah saya lihat dari umbi tersebut muncul akar dan beberapa tunas. Ternyata umbi itu masih mentah sodara sodara !!!
Saya bingung sendirian, karena berarti sudah muncul kehidupan dari dalam umbi itu, dan dalam hati kecil saya, saya ingin menanamnya. Tapi tunggu dulu, menanam dimana, trus tanahnya dari mana, soalnya saya masih ngekos dan ibu kos tidak punya halaman untuk bertanam atau pot bertanah. Akhirnya saya berinisiatif untuk bertanya pada suami apakah ada kaleng biskuit yang sudah kosong di kantornya? Dia jawab kayaknya ada deh.. Wuihh girang saya, besok dibawa pulang ya Mas.. *sambil kedip-kedip mesra. Lalu proses beli media tanam, membutuhkan waktu 2 minggu, karena saat itu saya dan suami super sibuk bahkan dihari libur. Kasihan si umbi tunasnya banyak yang menghitam. Setelah 2 minggu akhirnya terbelilah media tanam itu oleh suami. Setelah saya lihat eh kok tulisannya kompos ya, bukan media tanam. Pusing lagi.. tiga hari kemudian karena saya tidak tega dengan umbinya, akhirnya saya lubangin dasar kaleng pake paku, dibikin memutar, trus saya masukkan kompos itu, saya siram, saya biarin semalem dan sesiangan, besok sorenya saya tanam itu umbi, lalu saya siram lagi tanahnya. Eh.. kok ya malemnya siumbi dimakan tikus ya.. *tapi tenang cuma separo, dan tunasnya selamat.
Ketika ada kabar tentang Bapak dari rumah, saya tinggal si umbi selama 6 harian. Saya bahagia sekali pas pulang melihat umbi itu sekarang sudah agak rimbun. Dia bertahan, dia hidup walau umbinya sudah tinggal separuh karena dimakan tikus, Subhanallah.. Allahuakbar.. Lagi-lagi pelajaran hidup untuk saya, bahwa saya tidak boleh menyerah, dan mengeluhkan keadaan. Saya harus optimis dan selalu bersyukur, karena Allah pasti menjaga dan memberi rezeki bagi makhluk-makhlukNya. Terimakasih umbi, yang sampai sekarang saya belum tau namamu, soalnya si pemberi sedang kuliah S3, jadi cuti dulu ngajarnya.