Kejadian ini terjadi sekitar tahun 2008, saat itu saya masih kuliah di Semarang. Selama tiga hari, saya merasakan ada yang mengganjal di pinggiran mata saya, saya coba keluarkan dengan cara yang sama saya mengeluarkan kotoran mata, tapi tetap masih mengganjal. Lalu saya lihat dengan bantuan cermin, sebenarnya apa sih yang terasa mengganjal di pelupuk mata saya? Eh..iya.. saya lihat ada titik putih yang tidak kecil di sana. Kemudian saya coba keluarkan dengan cotton bud yang dicelupkan ke alkohol terlebih dulu, tetap tidak bisa keluar. Susah amat sih.. pikir saya waktu itu.
Sumber gambar : http://www.mygoodeyes.com/ |
Akhirnya saya menyerah, lalu pergi ke Puskesmas terdekat, kebetulan waktu itu masih pagi. Di Puskesmas, dokter melihat sebentar ke titik putih yang saya tunjukkan, kemudian mencoba mengeluarkannya juga dengan cotton bud. Dan tidak keluar juga. Ya Allah sebenarnya mata saya kenapa??? Panik dan takut mulai merayapi pikiran dan tubuh saya. Ya.. bagaimana tidak takut, mata itu kan organ yang membuat kita bisa melihat indah, dan kejamnya dunia. Dokter di Puskesmas lalu merujuk saya ke RSUP dr. Kariadi Semarang.
Sumber gambar : http://rskariadi.co.id/ |
Keesokkan harinya, pagi-pagi sekitar jam setengah delapan, saya diantar teman saya ke RSUP dr. Kariadi. Dan..jreng.. itu adalah pengalaman pertama saya dan teman saya berobat ke rumah sakit besar untuk yang PERTAMA kalinya. Bisa dibayangkan bingung, dan waswas jadi satu. Untungnya kami ingat kata pepatah "Malu bertanya sesat di jalan" dan "Bertanyalah pada orang yang kau percayai jawabannya", hehehe.. Kamipun bertanya kepada satpam mengenai cara berobat di rumah sakit tersebut, dan Pak Satpam dengan ramah menerangkan alur berobat kepada kami. Berhubung saya lupa membawa surat rujukan dan askes, akhirnya saya ikut antrian pasien umum.
Singkat cerita, saya sudah mengantre di Poli Mata untuk diperiksa, teman saya tetap setia menemani. Lalu saya dipanggil untuk mengikuti serangkaian pemeriksaan yang saya lupa urutannya apa saja. Yang saya ingat adalah pada akhirnya saya ditangani oleh seorang dokter laki-laki, muda, tinggi, dan ganteng. Ah... saya gembira sekali.. hehehehe. Selain hal yang saya sebut tadi, Pak Dokter ini benar-benar telaten memeriksa setiap sudut mata saya, dua-duanya, padahal yang ada titik putihnya hanya satu mata saja, itupun hanya satu titik putih. Katanya, kalau-kalau ada titik putih yang lain yang tidak terlihat. Taukah anda Pak Dokter, saya selama itu harus menahan nafas saya, atau memelankan nafas saya agar tidak terdengar oleh Bapak, dan berharap kalau degup jantung saya juga ikut tidak terdengar oleh Bapak... ^_^.
Hasil pemeriksaan Bapak Dokter ganteng itulah yang membuat saya syok, dan lupa dengan kegantengan dokter itu.
"Kamu harus dioperasi ya, sekarang juga."
Whuaaaaaaa..... OPERASI? Beneran nih kuping saya dengarnya?
"Maksud Dokter apa, saya enggak mudeng?"
"Iya kamu itu ada sklerosis (apa gitu nama penyakitnya saya enggak ngeh), jadi harus dioperasi untuk mengambilnya, tenang..operasi kecil kok".
Dalam hati, "Pak Dokter, mau itu operasi kecil atau operasi besar, kan namanya tetep operasi, pasti ada hubungannya sama gunting, pisau dan benda tajam lainnya. Lha ini kan mata, trus saya tidak dibius kan? Kalau dibius nanti mata saya meleknya pakai apa? Lha trus nanti sakitnya bagaimanaaaaaaa???"
Dari mulut, "Ya baik Dok, saya boleh dioperasi sekarang"
Saya masuk ke ruang operasi kecil, lalu Pak Dokter meneteskan cairan ke mata saya. Kemudian memanggil beberapa koas yang sedang praktik di situ, untuk melihat jenis penyakit saya dan cara pembedahannya, *serem banget sumpah ngebayangin scene waktu itu. Dokter meminta saya untuk menggerakan bola mata saya ke arah tertentu. Kemudian.. sret...sret...sret... "Ya.. sudah selesai Mbak Riski operasinya, silahkan ini dia nanah beku yang tadi ada di pinggir matanya Mbak Riski."
Hahh... enggak ada 5 menit, dan tidak berasa apapun kecuali dingin di mata. Ehh.. ini saya beneran sudah dioperasi matanya atau belum sih? Tidak begitu percaya. Lantas ketika saya diperbolehkan keluar ruang operasi, saya langsung melihat ke cermin yang ada di luar ruangan, eh beneran titik putih itu sudah menghilang, gone sodara-sodara.
Saya diberi resep obat untuk ditebus, mungkin itu vitamin saja, karena kondisi mata saya sudah kembali seperti sedia kala. Waaaaa... Pak Dokter yang ganteng, terimakasih ya... Anda sudah sabar sekali memeriksa setiap sudut mata saya selama 15 atau 20 menitan, lalu mengoperasi mata saya, sehingga sekarang mata saya pulih seperti sediakala. Sayangnya waktu itu saya tidak melihat nama Anda, jadi saya tidak bisa menuliskan nama Anda di sini. Pokoknya terimakasih banyak, matur nuwun sanget, thank you so much, arigatou gozaimasu deh buat Pak Dokter.. ^_^
Sumber gambar : http://arcticbunnyblog.blogspot.co.id/ |
"Tulisan ini diikutsertakan dalam Omfikri.com GiveAway"
wah... enak ya dokternya ganteng :D
ReplyDelete*salah fokus :D
Waaaa... bangeeeettt... ^^, jadi ada adegan deg-degan nya gitu, masalahnya mata saya disuruh muter-muter gonta-ganti arah, jadi ga bisa lama ngeliatin wajah pak dokter gantengnya... hihihi... selain ganteng, dia orangnya sabar banget kok...
Deletebonus ya dapet dokter ganteng :)
ReplyDeletehehehe... iya itu bonusnya, nasib lg baik, pas pertama kali periksa sendiri ke rumah sakit, eh dapet dokter ganteng, murah senyum, dan sabar... haduhhh langsung sembuh lagi tuh penyakit... bahagiaaaaa... :)
DeleteAlhamdulilah operasinya berhasil. saya termasuk ngerintuh kalau harus operasi apalagi mata..iiih, takuuut. Tapi nggak tau deh kalau dokternya ganteng..qiqiqi barangkali nggak jadi takut qiqiqi
ReplyDeleteHii kak mau tanya itu disebabkan karna apa yaaa.. soalnya anak saya sepertinya ada begitu
ReplyDelete