Thursday, 5 September 2013

Saya Si Anak Singkong

Singkong / ketela pohon / ubi kayu
Sumber gambar:
http://ragaminfocantika.blogspot.co.id/
Sebutan anak singkong mungkin terdengar negatif di mata banyak orang, tetapi bagi saya sebutan itu adalah hal yang membanggakan. Kenapa? Karena saya sudah mengenal singkong dari saya balita, singkong adalah tanaman pertama yang saya budidayakan, dan singkong juga menjadi salah satu penyembuh penyakit saya. Kok penyakit lagi sih? Kayaknya bakal sedih ceritanya? Hmmm.. lihat saja ya, enggak sedih kok.

Singkong (Manihot utilissima) adalah perdu tahunan daerah tropis dan subtropis dari suku Euphorbiaceae (http://id.wikipedia.org/wiki/Ketela_pohon). Tanaman ini dimanfaatkan umbi dan daunnya sebagai bahan makanan. Singkong sering disebut juga dengan ketela pohon atau ubi kayu. Umbi dari singkong banyak mengandung glukosa sehingga dapat dijadikan makanan pengganti nasi. Makan umbi singkong mentah-mentah (tentunya sudah dicuci bersih) bisa mengatasi sakit maag. Umbi singkong berwarna putih bersih, namun bila teroksidasi akan menghasilkan warna biru yang merupakan racun sianida yang mematikan. Umbi yang ada warna birunya biasanya berasa pahit. Selain umbi, daun singkong yang masih muda juga bisa dibuat sayuran atau lalapan. Kandungan zat besi dalam daun ini cukup tinggi. Jadi jika diantara kita ada yang mengidap anemia, makanlah daun singkong ini.

Seperti yang sudah saya ceritakan tadi, kalau singkong adalah tanaman pertama yang saya tanam. Dulu ketika awal kelas 3 SD, ayah ikut menggarap pekarangan belakang rumah yang tidak terurus. beliau menanaminya dengan berbagai tanaman, mulai dari sengon, pandan, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, cabai, tomat, talas, dan singkong. Ya.. pekarangan itu memang cukup luas untuk dijadikan kebun. Tadinya ayah hanya memperbolehkan anak-anaknya ikut memanen hasil kebun, tetapi ketika saya kelas 3 SD, ayah mulai mengajarkan bagaimana caranya menanam tanaman, yang pertama kali adalah cara menanam singkong. 

Hmmm.. cukup mudah menurut saya, pertama, batang singkong dipotong-potong sepanjang 15-20 cm (kira-kira saja) dengan salah satu ujungnya dibuat miring. Lalu batang singkong yang sudah dipotong-potong itu ditancapkan ke tanah kebun yang sudah digemburkan dan dibuat sengkedan. Kemudian sirami sekitar batang singkong itu dengan air secukupnya. Ya.. ayah mengajarkan langsung cara perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif, yaitu stek pada saya. Sehingga saya sudah tidak asing lagi dengan stek waktu diajarkan di kelas 6 SD. Hmm.. menyenangkan sekali waktu itu, kami tidak hanya menanam, tetapi juga ikut menyirami dan menyiangi gulmanya, serta pada saat panen, kami ikut mengeluarkan tenaga kami yang tidak seberapa itu untuk mencabut singkong. Aaarrrrggghhh... rasanya sudah sekuat tenaga tetapi kok tidak tercabut-cabut ya.. hehehehe. Alhamdulillah panen singkongnya melimpah. Waktu itu saya tidak tahu apakah singkong itu dijual atau dibagikan ke tetangga, yang saya tahu, kami sekeluarga selalu makan singkong setelah panen, hehehe...

Sumber gambar: http://ai-nurhayati.blogspot.co.id/

Akhir kelas 3SD, saya mengalami sakit yang tidak biasa, dan saya juga tidak tahu jenis penyakitnya. Saya tiba-tiba lumpuh, kaki dan badan saya tidak bisa digerakkan, kalau bergerak sedikit saja, walau hanya menengok, maka dunia akan terasa nyata berputar-putar di depan mata saya. Berbagai jenis obat kimia sudah masuk ke dalam tubuh saya selama 4 minggu lebih, tetapi tidak ada perubahan, hingga Mama dan Ayah memutuskan untuk mengoperasi saya di rumah sakit. Deg-degan ingin menangis rasanya. Saya ditandu oleh beberapa orang mau menuju ke ambulans, sampai tiba-tiba ada teriakan tidak memperbolehkan dari Mbah Putri saya, "Cucu saya mau dibawa kemana? Cucu saya tidak boleh dioperasi. Ini saya bawa dukun pijat. Cucu saya dipijat saja, pasti sembuh."
Dan semua orang tunduk dengan Mbah Putri saya, saya pun batal dibawa ke rumah sakit, legaaaa sekali rasanya, terimakasih Mbah.

Setelah itu saya menerima terapi pijat dari Bapak Dukun Pijat itu. Selain dipijat, saya juga disarankan untuk meminum jamu ramuan beliau. Beliau hanya memberikan resep, cara membuat, dan aturan minumnya pada orang tua saya, dan orang tua saya sendiri yang membuatnya. Saya masih ingat beberapa bahannya, yaitu tepung beras, tepung tapioka, kunyit, sirih, gula jawa direbus kemudian disaring dan air saringannya ditunggu sampai hangat-hangat kuku lalu diminum sehari 3 kali. 

Setelah seminggu pemijatan dan minum jamu, saya mulai bisa duduk, lalu seminggu kemudian merangkak, seminggu kemudiannya lagi mulai berjalan merambat-rambat di dinding, lalu sembuh total seminggu kemudiannya lagi, jadi total 4 minggu perawatan. Hmmm... benar-benar seperti balita yang baru belajar berjalan lagi. Ahhh... itu adalah pengalaman hidup yang tidak bisa saya lupakan, bahkan saya masih ingat rasa pusing itu, rasa jamu, dan masih terlihat jelas tangisan Mama, serta ucapan almarhumah Mbah Putri saya yang tidak rela cucunya dioperasi. Saya menjadi tahu betapa sayangnya keluarga saya dengan saya, betapa sabarnya mereka, terimakasih, maaf saya tidak dapat membalas semuanya tapi saya akan terus berusaha. Namun, sampai sekarang, saya tidak tahu penyebab dan nama penyakit saya itu.

Singkong Goreng
Sumber gambar: https://missnyingnying.wordpress.com/

Peuyeum
Sumber gambar: http://pusatoleh2babakan.blogspot.co.id/
Getuk
Sumber gambar: http://id.resepmasaktradisional.com/
Sejak saat itu, saya sangat suka dengan singkong, mau dibuat apapun asal tidak memakai penyedap rasa, saya suka. Singkong adalah tanaman pertama yang saya tanam sampai saya panen, dan singkong yang sudah berbentuk tepung tapioka itu pulalah yang membantu penyembuhan penyakit saya. Ahhh... Allah memang Maha Adil, Allah menyediakan obat dari penyakit yang kita derita, obat itu ada di sekitar kita.

Itulah kenapa saya tidak malu disebut sebagai Anak Singkong. ^_^


Tulisan ini diikutsertakan dalam “Give Away Aku dan Pohon”

 

12 comments:

  1. Alhamdulillah bisa sembuh berkat singkong, ya mbak.
    Salam kenal n semoga sukses untuk GA-nya ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya makanya saya juga heran Mak.. mungkin pijitnya jg berpengaruh ya...

      Delete
  2. Saya juga suka singkong dengan olahan-olahannya.

    Penasaran juga sama penyakit yang bisa sembuh dengan tepung tapioka. Alhamdulillah ya mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sy jg bingung Mak, mungkin ada yg salah dg pencernaan sy, tp kalau benar cm mslh dg organ pencernaan kok sampai lumpuh ya... sy jg bingung..

      Delete
  3. Alhamdulillah ya mak. Berkat 'anak singkong' bisa sembuh :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah..salah satunya, sy waktu itu sudah frustasi sekali, ketakutan kalau2 lumpuh itu permanen, alhamdulillah ternyata bisa sembuh, seneng banget rasanya. Cuma ya, kaki memang msh terasa berat kalo lg lari smp skarang..

      Delete
  4. Alhamdulillah tertolong berkat singkon
    saya juga singkong loh mabak (singkong goreng dan daun singkong)
    salam kenal mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak.. alhamdulillah... sy meluncur nh ke TKP.. :)

      Delete
  5. sy awalnya gak suka singkong,lho. Tp krn suami penggemar berat singkong, akhrnya lama2 sy ikutan suka :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya Mak.. singkong bagus, slain sbg makanan pengganti nasi (karna punya nilai karbohidrat yg cukup tinggi), umbi singkong juga dipercaya mengatasi maag, trus daunnya mrp salah satu sumber zat besi juga.. hehehe.. manfaatnya banyak Mak.. :)

      Delete
  6. Baru tahu kalau umbi singkong bisa mengatasi sakit maag. Info yang sangat berharga. Main juga ke :
    http://myjavalamp.blogspot.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, saya diberi tahu oleh Mbah saya, karna saya memang punya maag, efeknya adem di perut, tapi jangan banyak2 juga.. hehehe.. :) Trimakasih sudah berkunjung.. :)

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...