Bermain layangan di jalan raya (sumber gambar: http://www.lintas.me/) |
Syahdan, di Sabtu sore, suami saya melihat saya sudah agak cerahan, dan dia kasihan dengan saya karena dua hari di rumah terus :), akhirnya dia menawarkan ide bagaimana kalau kamu (red -saya-) ikut ke PMI, saya (red -suami-) mau donor darah. Tadinya saya tidak mau karena masih lemas, tapi ya sudahlah, saya juga ingin jalan-jalan.
Kami naik motor menuju ke PMI pusat di daerah Mampang. Di tengah jalan, tepatnya di pertigaan Minangkabau kami berhenti mendadak, mobil di belakang kami juga berhenti mendadak, tadinya si sopir mau marah-marah tapi tak jadi setelah tahu penyebabnya. Apa itu? Kami tersangkut benang layang-layang yang melintang di jalan, benang gelasan setinggi dahi pengendara motor. Hmmm... dari jauh tidak terlihat, untungnya di situ perempatan jalan tanpa lampu merah, jadi kami pelan-pelan jalannya, coba kalau tidak, naudzubillah, alhamdulillah Allah masih melindungi kami. Entah apa yang terjadi selanjutnya, kami serahkan semua urusan benang layangan itu ke Pak Ogah yang sedang bertugas.
Bulan ini, memang angin sedang kencang-kencangnya, bagus untuk bermain layangan. Lahan yang terbatas di Jakarta, membuat anak-anak bermain layangan dimanapun. Saya tidak meributkan hal itu. Namun, ada baiknya ya, sebagai pemain layangan yang baik, sampah layangan yang dihasilkan seperti benang atau layangan rusaknya ya dibereskan agar tidak ada kejadian seperti yang saya dan suami alami kemarin sore. Bahaya sekali lho.. kemarin pun dahi suami saya tergores sedikit oleh benang gelasan itu. Pak Polisi atau Satpol PP bisa kan membersihkan sampah layangan yang melintang di jalan??
Singkatnya, kami sampai di PMI, suami saya mendonorkan darahnya, saya menunggu di luar gedung, tahu diri lah saya lagi flu yang masih bening (virusnya masih banyak), jadi takut menulari para orang baik hati di dalam. Suami saya keluar, di belakangnya ada serombongan pemuda yang tampaknya juga habis donor, karena salah satunya membawa telur rebus dan ada perban di siku dalamnya. Suami saya sholat maghrib, teman-teman dia juga. Kemudian saya mendengar suara benda jatuh, saya lihat eh.. si cowok itu dengan santainya membuka telur dan membuangnya di bawah, padahal tidak jauh (hanya 6 langkah) ada tong sampah, kondisi pelataran PMI pun bersih sekali. Geram dong saya.. hehehe.
Saya tunggu suami saya selesai sholat, lantas saya minta pulang, saya ambil tissue di tas saya. Saya dekati si cowok itu, sambil minta maaf saya berjongkok memungut cangkang telur tersebut, lalu bilang : "Maaf Mas, sepertinya di sini bersih sekali". Dia sepertinya tidak enak lalu bilang maaf dan ikut memunguti cangkang telur tersebut. Saya buang cangkang telur yang saya pungut, lalu saya langsung menghampiri suami saya, terus cabut. Hehehe... dalam hati, ah.. cuma HPnya saja yang kelihatan bagus, tapi perilaku menjaga kebersihannya enggak sebagus HPnya.
Dua cerita di atas saya alami dalam satu sabtu sore kemarin. Dua-duanya saya kira berhubungan dengan sampah, satunya membahayakan dan yang lain memalukan. Mungkin pemerintah terutama departemen pendidikan nasional, perlu menambahkan pelajaran norma dan etika lagi deh di tingkat pendidikan dasar. Lalu, PKK digalakkan lagi agar pendidikan tentang sampah ini bisa dimulai dari keluarga di rumah.
Bagi pengendara motor atau mobil terbuka, bulan ini, hati-hati di jalan ya, waspadai benang layangan yang melintang di jalan. :)
Tentang benang layangan, saya jd inget cerita bapak tetangga. Saat berjalan kaki, leher beliau terjerat benang layangan yg tidak terlihat itu di jalan. Bayangkan jika pengendara motor yang kena, hiiii...serem!
ReplyDeleteitulah.. selepas itu tak henti2nya saya beristighfar dan berucap syukur.. pengen ngomong ke yang berwenang, tapi kemana ya...
Deletebener mbak kemarin aku lewat naik motor sampai berhenti dulu karen ada benang layangan ,belum lagi anak-anak lari tanpa lihat sekeliling aku kasih klakson aja kenceng baru mereka sadar
ReplyDeleteiya, sebetulnya sih saya kasihan dengan mereka Mak, tempat bermainnya harus berbahaya dan membahayakan seperti itu, semoga pak polisi atau satpol pp tanggap dg kejadian ini.. amiiin
Deleteiya ya lagi musim layangan harus ekstra hati-hati mak. Apalagi benang gelas itu yang tajem bangett >.<
ReplyDeletebanget Mak Shinta, bisa sangat melukai.. *ga mau bayangin *ngeri
DeleteBahaya bgt ya mbak itu benang layangan
ReplyDeletebener-bener bahaya Mba.. makanya hati2 sekali kalau di jalan... :)
DeleteKalo kata orang itu bukan benang orang ga sengaja abis main layangan. Soalnya emang sengaja banget ditaro di tempat2 yg biasanya kalo naik motor itu kenceng. Kata korban yg kena sih ini, mak. Dia naik motor trs kena benang, tp dia terus aja jalan krena ngira bwnang layangan kalo nyangkut gitu kan bakalan putus. Eh ternyata dia bawa jalan malah kena dagunya. Berdarah2 deh tuh dagunya sampe dijahit. >_< Jadi pas dijahit itu di RS kata susternya udh banyak yg ke situ gara2 kena benang. Astaghfirullohaladzhiiim. Katanya lagi, bisa jd itu modus juga. Jd pas pengendara motor sibuk sama benang pas lg berenti, pas sepi, pencuri dtg langsung ambil motornya. MasyaAlloh.... >_<
ReplyDeleteMaaaakkk.... hororrr.... :O >_<
DeleteTapi, terimakasih infonya Mak.. jadi bisa lebih hati2 lagi di jalan raya...
*sumpah baca ini merinding.