Ibu Irma Devita sedang memaparkan novel Sang Patriot |
Novel Sang Patriot (sumber gambar: http://www.essip.us/2014/03/sang-patriot.html) |
Saya semakin senang tatkala saya melihat ada info event tentang Diskusi Buku Sang Patriot di grup Kumpulan Emak-Emak Blogger (KEB). Diskusi buku Sang Patriot ini diadakan hari Sabtu, 3 Mei 2014 . Sempat ragu juga bisa hadir atau tidak, karena acara dimulai jam 14.00 WIB, sedangkan saya baru pulang kerja jam 15.00 WIB. Akhirnya saya tulis, saya ingin ikut tapi tentatif, kalau semisal saya hanya ingin berfoto dengan Irma Devita boleh tidak? Alhamdulillah Allah merestui saya untuk hadir di acara ini, saya bisa pulang jam 14.30. Yaaa... saya tahu kalau itu juga jatuhnya telat, tapi ya sudahlah, pikir saya waktu itu adalah saya hanya ingin berfoto dengan Irma Devita saja, saya ingin mengatakan kekaguman saya terhadap karyanya, dan terhadap Nenek tercintanya Ibu Rukmini almarhumah. Tetapi, alhamdulillah lagi ternyata setelah sampai di tempat acara (Museum Joang 45, di dekat Tugu Tani, Jakarta Pusat), acara diskusi belum berlangsung, saat itu sedang berlangsung sambutan dari keluarga LetKol Mochammad Sroedji.
Acara ini dihadiri oleh berbagai media dan blogger, selain itu juga hadir keluarga besar LetKol Mochammad Sroedji, para pelaku sejarah, grup sejarah, dan tamu-tamu undangan, ruangan penuh. Saya celingak-celinguk mencari dimana posisi duduk anggota KEB yang lain, saya langsung melihat Mak Winny (saya telepon HPmu Mak, tapi tidak diangkat, hikss... :D). Terus terang saya setengah mengikuti setengah tidak, karena saya ingin buru-buru berfoto dengan Irma Devita (maaf... tapi waktu Ibu Irma menjelaskan bukunya, saya menyimak kok).
Acara demi acara berlangsung, sampai pada diskusi buku Sang Patriot. Ibu Irma dengan senyum manisnya menjelaskan terlebih dahulu tentang makna yang terkandung dalam cover buku tersebut. Seorang pejuang yang menghadap belakang karena beliau menganggap bahwa Sang Patriot itu bisa siapa saja yang membuat hidup kita lebih berarti, yang berani di depan menghadapi banyak kobaran api / masalah, yang tenang dan tak kenal menyerah (itu intinya :)). Novel epos "Sang Patriot" ini ternyata mengalami proses yang sangat panjang, jadi tidak hanya mencari ide, membuat kerangka lantas menulisnya. Namun, novel ini melewati berbagai pengujian literasi, pencarian narasumber pelaku sejarah, dan pengumpulan informasi sejarah dari sumber tulis yang terpercaya, dan dibantu oleh banyak pihak terutama keluarga Mochammad Sroedji dan para sejarahwan yang berkredibilitas :).Hingga akhirnya lolos uji literasi lalu disertakan bahasa novel yang mudah dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Lalu mengapa Irma Devita repot-repot melakukan hal itu? Karena tujuan ditulisnya buku ini adalah sebagai warisan untuk anak cucunya,
dan anak cucu orang lain bangsa Indonesia sehingga mereka (generasi
muda) tahu cerita sejarah bangsanya, mengerti dan paham bagaimana para
pejuang itu mendapatkan kemerdekaan, dan akhirnya mereka mampu untuk
tidak menyia-nyiakan kemerdekaan yang didapat dengan susah payah itu.
Setelah acara pemaparan dari penulis dan budayawan Parikesit, dilanjutkan sesi tanya jawab. Karena waktu sudah menunjukkan jam 17.00, maka acara diskusi ini berkahir. Maaf kalau saya bilang, akhiirnya ini waktunya saya berfoto dengan Ibu Irma Devita.Akhirnya saya pulang dengan senyum lebar, bisa ikut acara sampai selesai, bisa bertemu Irma Devita lalu berfoto ria, dan pastinya bertemu dengan Emak-Emak super dari KEB :) (maaf lagi Mak, itu MakMin soulmate gagal sebenernya jadi gagal enggak sih? Kok BAJUNYA... hehehe).
Untuk pembelian dan pemesanan novel "Sang Patriot" ini bisa langsung datang ke toko buku Gramedia atau pesan online di gramedia online, yuk cepetan jangan sampai nyesel.. ini novel bisa bikin saya duduk diam menghayati.
N.B.
Karena saya tidak ada di foto di atas (saya yang motreeeetttt waaa, itu cowok di belakang seneng banget kali ya..), dan biar tidak dikata hoax.. nih foto saya :
N.B.
Karena saya tidak ada di foto di atas (saya yang motreeeetttt waaa, itu cowok di belakang seneng banget kali ya..), dan biar tidak dikata hoax.. nih foto saya :
Berfoto di depan mobil RI 1 pertama (Foto dari Tanti Neng Amelia) |
jd pnasaran bukunya mak hehe...
ReplyDeletebeli Mak, InsyaAllah Mak tidak akan merasa seperti sedang membaca catatan sejarah dari sebuah sejarah tentang proses pemerdekaan bangsa Indonesia.
DeleteAcara yang menarik dan bermafaat
ReplyDeleteSaya menunggu acara yang sama di Surabaya
Salam hangat dari Surabaya
Memang PakDhe.. kalau di banner sih ada logo Warung_Blogger.. mungkin nanti ada acara ini di Surabaya PakDhe.. :)
Delete