Monday, 30 June 2014

Acara Asyik di Museum Nasional Jakarta


Riski jalan-jalan lagi? hehehe.. sebenarnya perjalanan ini sudah dari semingguan yang lalu, setelah acara Pangkas Rambut Massal. Lalu tadi twit-twitan bareng Donna Imelda dan Anazkia tentang traveller dan travel writer, lalu foto-foto perjalanan yang numpuk di folder padahal semestinya bisa jadi seabreg bahan tulisan blog. Oke deh capcus nulis.. :)

Setelah selesai meliput acara pangkas rambut massal itu, saya jalan kaki ke halte busway Monas rencananya mau pulang naik busway. Eh pas buka HaPe ternyata masih jam 10 an lewat, saya berpikir "kenapa nggak ke Museum Nasional (Museum Gajah) saja dulu ya, kan hari Minggu biasanya banyak acara". Akhirnya saya belok kiri masuk museum, beli tiket harga Rp 5000 (untuk wisatawan lokal, kalau wisatawan asing harga tiketnya Rp 10.000).

Mbak Mei dan Chef Ragil
Saya ini kan sebetulnya agak merinding kalau lihat atau dekat-dekat patung-patung ya, jadi saya langsung mantab melangkahkan kaki saya ke arah kanan. Eh kok di dekat lokasi patung banyak orang yang berkumpul dan ada suara-suara ramai gitu, jadilah level kekepoan saya naik. Dengan agak merinding-merinding manja saya pun maju melewati deretan arca-arca dan patung gede banget menuju pelataran dalam Museum Nasional, dan benarlah di situ sudah ramai berkumpul orang-orang. Langsung mata artis saya menangkap sesosok yang sudah tidak asing lagi dimata ini, yaitu Chef Ragil yang membawakan acara masak besar di TV itu lho. Tap tap tap sampailah saya di barisan agak depan. Ternyata sedang ada pengenalan rempah-rempah Indonesia oleh Chef Ragil dilanjutkan pementasan drama oleh Teater Koma.

Artis Teater Koma
Diceritakan dulu Indonesia itu adalah tanah yang dicari-cari oleh berbagai bangsa karena rempahnya. Rempah-rempah itu dulu harganya mahal sekali, bahkan sampai bisa ditukar dengan emas. Jenis rempah yang disajikan saat itu adalah, lada hitam, pala, kayu manis, adas, kapulaga, salut pala, kembang pekak, cabe jawa, jintan hitam, jintan putih, dan cengkih. Saat ini penggunaan rempah-rempah tersebut di Indonesia sudah berkurang pada makanan dan minuman. Biasanya rempah-rempah ini digunakan sebagai bumbu pada masakan berdaging atau ikan, dan bahan minuman hangat. Minuman hangat seperti bir pletok, wedang ronde, wedang jahe dan lainnya.

Tengah : Biji Pala, Dari yang panjang ke atas : Kayu Manis, Jintan hitam, jintan putih, salut pala, lada hitam, kembang pekak, cengkih, kapulaga, cabe jawa, adas.
Di akhir diskusi, Chef Ragil mempersilahkan kami untuk mencicipi jajanan dan minuman tradisional Indonesia, untuk nama-namanya maaf saya lupa, yang pasti asalnya dari Jailolo Sulawesi. Kalau minumannya itu seperti wedang jahe ditaburi kacang kenari, makanannya itu enak-enak semua :D. Saya sampai mengambil beberapa kali karena enak dan hangatnya, kebetulan cuaca saat itu sedang gerimis-gerimis mengundang.

Penganan dan minuman tradisional khas Jailolo, Sulawesi
Sudah bayar Rp 5000, rugi dong kalau hanya di situ saja, saya lantas melanjutkan jalan-jalan tak terduga saya ke dalam museum sayap kanan. Ternyata di situ ada pameran craft dan produk-produk Indonesia. Saya membeli 3 bungkus kopi asli Indonesia dengan harga total Rp 21.500 dan mencicipi sirup Kembang Telang yang sudah saya review itu. Segar sekali... :). Kopinya belum saya review, menunggu sakit maag saya sembuh dulu :). 

Masuk ke dalam bangunan museum sayap kanan, lantai pertama adalah masa prasejarah, sampai lantai keempat saya telusuri dengan pelan-pelan sambil membaca tulisan-tulisan keterangan dan mengagumi koleksi-koleksi orang-orang Indonesia jaman dulu. Jangan salah ya, orang jaman dulu itu sudah ada yang memakai sandal lho, sudah bisa membuat perahu yang panjangnya itu 24 ubin ukuran 50x50 (ini saya hitung, antara itu). Tapi, saya tidak memfoto semua koleksi itu walaupun ada yang diperbolehkan. Saya pikir "ah sudahlah biar saya saja menikmati dengan mata kepala saya satu persatu peninggalan budaya bangsa".


Ada juga koleksi yang memang tidak boleh difoto, sudah ada peringatannya tapi ya itulah, masyarakat Indonesia tetap saja ada yang mau memfoto. Sebagai warga negara yang baik dan ingin melindungi koleksi-koleksi tersebut ya sayapun ikut menegur dengan lembut dan sopan kepada siapa saja yang saya lihat akan memfoto koleksi yang tidak boleh difoto. Anda juga jangan segan menegur mereka ya kalau menemukan hal itu :), dan selalu mematuhi etika atau peraturan museum yang dikunjungi ya, seperti yang pernah saya tulis di sini.

Setelah puas menyaksikan hampir sebagian dari koleksi Museum Nasional, saya istirahat meluruskan kaki di aula sayap kanan museum. Lalu keluar museum, hujan masih rintik-rintik awet sekali ya, padahal sudah jam 15.00 memaksa saya untuk mengisi perut dengan sesuatu yang hangat. Ada tukang bakso mari mari sini saya mau beli ^_^, seporsi Rp 10.000 dan air mineral 1 botol Rp 5000, air mineralnya MAHAL hehehe. Saran untuk yang mau ke tempat wisata di Jakarta dan yang ingin ngirit, mending bawa sendiri air minum dan makanannya dari rumah karena makanan di area wisata itu mahal :). Jadi, total biaya saya jalan-jalan hari itu adalahRp 41.500. Lebih tepatnya Rp 45.500 karena saya beli air mineral 2 kali satunya harga Rp 5000 yang satunya Rp 4000, beda pedagang. Ongkos kendaraan tidak ada karena saya diantar jemput oleh suami, hehehe, kan dekat.

Nah, ternyata Museum itu bisa jadi tempat wisata yang menarik kan? Apalagi sekarang sudah banyak acara yang diselenggarakan di Museum. Yuk ah ke Museum.. ^_^

15 comments:

  1. Tulisan kece, foto keren, info detail. Untuk ukuran orang yang gak kurang piknik kayak gini mah harusnya jadi travel wirter, jadi apalagi dong massalahnya? hehehe. Kapan2 liputan bareng yuk risky...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masalahnya itu, apa ya??? hehe
      Hayukkk mau saja saya mah, asal sedang kosong waktunya.. :)

      Delete
  2. keren dan seru banget ya acaranya ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya seru banget, apalagi ada icip2nya.. hehe

      Delete
  3. Iiih, senang ya, ada chef masuk museum. . .
    Rempah2 membuat kita sehat ya, Mba. . .

    Btw, Mba Riz ngebayangin patungnya pada gerak, yes. Hahahhaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, hari itu saya serasa ketiban rejeki nomplok deh.
      Bukan ngebayangin, tapi kalau saya lihat patung2 itu seperti hidup, hiiiii... serem lah..

      Delete
  4. Aah keren tulisannyaa.. btw, bener emang jalan jalan di jakarta harus bawa air mineral. They are overpriced soalnyaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. wuuuuiii very very very overpriced lah pokoknya, saya ini pun mulai rajin bawa bekal sejak di Jakarta ini.. :)

      Delete
  5. acaranya masih ada lagi gak mbak ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setiap minggu acaranya beda2 Mbak Lidya.. :) coba cari di situsnya Museum Nasional

      Delete
  6. Acaranya itu memang seru2 kok Museum, cuma kita aja kadang yang nggak ngeh :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya.. makanya kadang kalau hari Minggu iseng mampir ke Museum aja.. :)

      Delete
  7. Musium makin berdandan. Waktu acara Srikandi blogger di Musium Nasionsl. Anak- anak saya senang sekali diajak ke Munas (begitu mereka menyebutnya).

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...