Wednesday, 25 June 2014

Wisata ke Pasar Tradisional

Tadi malam ceritanya saya dan suami lagi ingin jalan-jalan tapi yang murah meriah saja untuk penyegaran. Mau ke taman kota sudah malam, males lihat pasangan pada pacaran. Mau ke mall harus pakai baju pantas ya, padahal saya cuma ingin pakai daster saja. Okelah kami meluncur ke pasar tradisional saja.


Trailler kostum JJM (Jalan-Jalan Malam)
Lho, kok ke pasar? Ya, pasar tradisional di Jakarta itu ada yang meriah waktu malam lho. Selain itu juga lebih adem malam hari hehehe. Ada jejeran pedagang ikan segar, ada berboks-boks ikan lele masih hidup, ikan-ikan besar yang siap dipotong, cumi-cumi, sotong, kerang, udang, kepiting ada yang masih hidup, ikan pari dan banyak lagi. Baunya tidak terlalu amis, entah kenapa. Karena saya suka makan ikan dan seafood, jadi senang sekali melihat itu semua.

Masuk ke dalam, ada sekumpulan pedagang sayur mayur, ada yang sedang menunggu pembeli, sedang menata sayurannya, ada juga yang sedang membongkar sayuran dari mobil pick up. Banyak macam sayuran yang kelihatan masih segar-segar itu, ada wortel, kentang, tomat, cabai, daun singkong, brokoli, apalagi ya? Banyak banget lah pokoknya. Setelah itu melihat sederetan pedagang ayam yang juga sedang sibuk menata dan memotong-motong ayamnya. Lalu pedagang daging, wah.. dagingnya merah-merah kelihatannya enak kalau sudah jadi makanan, glek..

Saya hanya melihat-lihat saja, tidak sedang ingin membeli, makanya tidak menawar, hehe. Sudah puas keliling, saya mampir di kios jajanan tradisional. Harganya ada yang 2500, 3000, 3500, dan 5000, murah meriah lah. Saya beli kue lumpur, kue mangkuk, klepon (langsung habis dimakan suami), bika ambon, dan kue kering dari ubi yang dicampur gula (namanya kue apa ini?). Total harga semua jajanan itu hanya Rp 15.000, murah kan? Nih, kue lumpurnya isi 5, kue mangkuk isi 9, klepon isi 5, bika ambon isi 2, trus sebungkus keritik ubi.

Dari atas kiri-kanan: Kue lumpur, Kue mangkuk, Keritik ubi, Bika ambon
Setelah belanja, kami tidak langsung pulang ke rumah, tapi duduk-duduk dulu di pinggir jalan tempat mangkalnya pedagang-pedagang makanan dan minuman seperti nasi goreng, nasi bebek, dan lain-lain. Duduk-duduk sambil menikmati jajanan tradisional tersebut, beli air mineral trus ngobrol-ngobrol asyik. Mulai dari obrolan ringan sampai cukup berat seperti "itu tukang nasi goreng untungnya banyak ya, kan telur, beras, sayuran kalo dihitung-hitung harganya tidak semahal itu".

Memang sih, katanya teman saya, jajanan murah itu pemanisnya bukan gula asli, pewarnanya bukan pewarna makanan, dan sebagainya sebagainya, tapi ya sekali-kali bolehlah beli. Selain murah, lumayan enak, juga ikut melestarikan jajanan tradisional kan ya. Semoga juga kehadiran pasar tradisional tidak tergerus oleh pasar-pasar swalayan modern. Karena terus terang harga di pasar tradisional itu murah-murah lho, kualitas barangnya juga tidak kalah dengan pasar modern.

Sampai rumah, kami senang sekali walau kecapaian, jadi setelah bersih-bersih diri, langsung tidur. Wisata ke pasar tradisional itu dekat, murah tapi menyenangkan. :)

4 comments:

  1. mauuu keripik ubinya mhhh bikin ngiler hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. boleh.. boleh 2500 aja per bungkus, hehehe.. yg ini beneran enak lho..

      Delete
  2. klepon!
    aku pernah loh beli klepon pas udah disini, hihihi.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. eh saya malah penasaran, disana harga klepon satu biji berapa?

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...