Jakarta pusat, Sabtu pagi sekali (dokumen pribadi) |
Ceritanya, pertama kali saya datang ke Jakarta itu SMP kelas 2 saat acara study tour. Kesan pertama saya adalah "Kok jauh bener ya Jakarta itu, panas lagi". Saya bersenang-senang di Jakarta ini, kan namanya juga study tour, studynya sudah kan di sekolah tinggal tournya di Jakarta, hehehe. Saat pulang saya ngomong seperti ini "Kalau disuruh tinggal di Jakarta, saya enggak mau, jangan sampai deh tinggal di Jakarta. Jakarta itu panas, banyak asap, bau, mahal lagi makanannya."
Itu cerita saya dulu waktu SMP, lantas sekarang saya tinggal dimana? Sekarang saya tinggal di JAKARTA. Hehe *nyengir kuda*. Berbeda ya antara kenyataan dengan yang diinginkan. Sebetulnya masih banyak sekali kejadian dalam hidup saya dimana saya menginginkan sesuatu tetapi yang saya dapatkan berbeda dengan keinginan saya, contoh lainnya ada di postingan tentang suami saya ini.
Kenapa saya malah di Jakarta sih? Saya ikut suami yang sudah terlebih dahulu tinggal dan bekerja di Jakarta. Ini memang sudah lama direncanakan, kira-kira setahun sebelum menikah. Jadi setelah lulus saya langsung mencari kerja di Jakarta. Saya berani mencari kerja di Jakarta karena saya punya keterampilan khusus, kalau yang asal ingin kerja di Jakarta tapi tidak punya keterampilan mending jangan datang Jakarta deh. Alhamdulillah saya pun mendapatkan pekerjaan setelah melamar kesana kemari.
Mungkin tinggal dan bekerja di Jakarta ini adalah yang terbaik yang Allah berikan untuk saya, walaupun sebetulnya ini bukan yang saya inginkan. Mungkin Allah ingin membelajari saya tentang hidup dan kehidupan (bukan drama kehidupan yang dipertontonkan di sinetron), tentang arti motivasi dan semangat, tentang persahabatan dan berbagai intrik yang ada di dalamnya, tentang cara menghadapi orang-orang dengan berbagai tipe, dan masih banyak sekali. Di Jakarta ini juga, alhamdulillah Allah memberikan teman-teman terbaik untuk saya, saya banyaaaak sekali mendapatkan pengalaman baru, saya bisa ke tempat-tempat dan bertemu dengan orang-orang yang dulu sewaktu kecil hanya bisa saya impikan, Allah Maha Baik.
Di kantor Google Indonesia bersama Emak2Blogger (dokumen Maria Citinjaks) |
Jadi jangan bersusah hati dulu ya ketika apa yang kita dapatkan ternyata berbeda 180 derajat dengan apa yang kita inginkan. Yakinlah kalau Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Tapi jangan putus dalam berdoa dan berusaha karena "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang pada diri mereka (suroh Ar-Ra'd ayat 11)" Seiring usaha dan doa yang kita lakukan berpasrah diri dapat mengurangi beban pikiran, sehingga kita ikhlas menerima apa yang diberikan ke kita. Bismillah semoga saya juga bisa ikhlas, amiin.
Terima kaish Mak untuk sharingnya.
ReplyDeleteSaya jadi semakin yakin meskipun kemarin sidang skripsi saya banyak sekali cobaan akan ada maksud tertentu dari Allah.
Betul dek.. Jangan putus asa dan harus langsung direvisi ya. Pengalaman saya kalau ditunda jatuhnya males nanti. Semoga cepat lulus ya... Amiiin
Deleteaku kadang putus asa dalam berdoa (padahal berdoanya juga ngga rajin2 amat). tp lalu teringat ayat yg kurg lbh berbunyi: janganlah kamu berputus asa terhadap rahmat Tuhanmu.
ReplyDeleteiya betul Mem.. "dan nikmat mana lagi yg engkau dustakan..".. Selalu berusaha dan berdoa serta ikhlas.. bismillah..
Deletesubhanallah...
ReplyDeletelegowo sekali emak satu niee....
jakarta itu keraaassss.... >,<
*menurut saya yang biasa hidup di kota kecil. hehe.
pantas saja orang jakarta gesit2 dan lincah, karena mobilitas yg tinggi.
eh aku juga menghindari banget namanya tinggal di jakarta.
entah deh nanti menetapnya dimana.
jgn2 sekitar jakarta.
hehe.. Mba bisa aja.. Kalau menurut saya semua tempat itu ada lebih dan kurangnya.. karena selera manusia itu kan berbeda-beda.. :)
Deletemakkk makasih sharingnya yaaa...nggak tau ya,akhir2 ini rasanya galau melanda,putus asaaa banget hehehe....baca ini dan ditutup dengan sesuatu yang buat saya buka mata lebih lebar lagi,,,makasih ya mak^^
ReplyDeleteCemangkaaa... Cemangadh Kaka..!!
DeleteSesungguhnya berputus asa itu sangat disukai setan, semoga putus asanya sebentar saja ya Mbak Hana.. :)
Wah, tulisan Mak Riski ini sama kayak yang saya rasakan. Saya juga engga pernah pengen tinggal di Jakarta. Tapi takdir ternyata membawa saya kesini. Ya bagaimanapun harus tetap saya syukuri, karena banyak pengalaman yang mungkin tidak bisa saya dapat kalau saya tidak tinggal di Jakarta. Juga teman-teman yang menyenangkan, salah satunya Mak Riski ;)
ReplyDeleteToss dulu... #Toss
DeleteYa, dari sini juga saya belajar agar berhati-hati kalau ngomong.. :D
semoga jalan yang terasa sempit dijadikan lapang..Allah swt always give us the best! enjoy aja ya :)
ReplyDeleteamiiiin... :)
Delete