Kemarin, 10 November 2014 adalah Hari Pahlawan di Indonesia. Dulu, pahlawan nasional angkat senjata dan berjuang demi kemerdekaan daerahnya dan kemerdekaan Indonesia. Sekarang, sebutan pahlawan, saya berikan untuk mereka-mereka yang memberikan jiwa raganya dalam membangun Indonesia. Oleh karenanya, di sekitar kita sebetulnya banyak sekali yang bisa disebut sebagai pahlawan.
Dari aktivitas ngeblog, saya menemui banyak sekali sosok pahlawan. Ada yang menggagas hibah buku untuk anak-anak di daerah terpencil, ada yang menggagas akademi berbagi, dan lainnya. Nah, kalau di lingkungan sekitar saya sendiri sebetulnya ada nggak sih yang bisa saya anggap sebagai pahlawan? Terus terang saya berfikir agak keras tentang ini. Pertanyaan itu menyadarkan saya tentang arti bergaul dengan tetangga, hehehe. Terus terang saya memang kurang bergaul dengan tetangga, karena jam kerja saya yang lama, dan saya kurang suka ngobrol ngalor ngidul terus menggunjing :D.
Akhirnya, setelah berfikir agak lama, saya menemukan satu sosok yang saya kenal. Dia tidak berkontribusi banyak untuk warga sekitarnya, tapi dia berkontribusi untuk keluarganya. Seorang gadis single yang menjadi tulang punggung keluarganya, ayah, ibu, dan adik-adiknya yang jumlahnya lebih dari 3.
Saya mengenalnya sejak saya bekerja di sebuah bimbel di Jakarta, sebut saja namanya Kak El (bukan nama sebenarnya, karena dia suka privasi :)). Pertama kali kenalan, dia sangat ramah, murah senyum, walau kadang jutek juga sih, hehehe. Saya mulai tahu tentang kehidupan dia beberapa bulan kemudian, itupun dari teman tentor yang lain. Kak El ini bisa mengajar 4 pelajaran, Kimia, Fisika, Matematika, dan Bahasa Inggris, WOW kan? Dari situ saja saya sudah terkagum-kagum. Kegiatannya selain mengajar di bimbel ya mengajar privat dari Senin sampai Minggu. Waktu itu saya bertanya-tanya, kenapa dia mau bekerja full selama seminggu, bukankah dia masih single? Akhirnya pertanyaan saya terjawab, oalah ternyata dia adalah tulang punggung keluarganya. Walaupun tidak semua biaya dia yang menanggung, tapi dia dengan ikhlas menanggung biaya pendidikan adik-adiknya sampai kuliah nanti.
Mengapa saya tahu itu, karena Kak El pernah cerita tentang hal itu. Ceritanya waktu itu kami sedang ngobrol tentang menabung. Saya terkagum dengan jalan pikirannya yang sudah berpuluh langkah ke depan. Mulai dari usahanya mencari rezeki yang halal, berhemat, berinvestasi emas dan rumah, menabung, sampai pada keinginannya untuk menghajikan atau mengumrohkan ibunya, dan menyekolahkan adik-adiknya hingga kuliah. Dia sudah memikirkan, memperhitungkan, dan berusaha. Tidak selamanya memang dia ceria, adakalanya saya lihat dia diam saja dengan muka yang ditekuk-tekuk, mungkin sedang ada masalah. Saya salut, karena dia tidak membicarakan masalahnya itu ke sembarang orang, buktinya saya tidak pernah tahu masalah pribadinya apa. Pun karena saya tidak pernah kepo, hehehe. Sering juga saya kesal padanya karena dia sering datang terlambat ke bimbel, mungkin cuma ini yang saya tidak suka dari dia. Pahlawan juga manusia kan?
Meski saya tidak mengenao Kak El, dari membaca tulisan ini saya sudah mendapatkan inspirasi darinya melalui Mbak Riski. Makasih banyak ya, MBak.
ReplyDeleteAlhamdulillah, sama2 Kang Akhmad. Saya juga banyak mendapatkan suntikan semangat dari kak El, sama seperti saya mendapatkan suntikan semangat dari teman-teman blogger semuanya :)
DeleteKak El inspiratif ya mak :)
ReplyDeleteIya Mbak, sangat inspiratif. Kalau ingat usaha dan kegigihannya, saya jadi terpacu untuk memberikan yg terbaik bagi siswa dan keluarga saya juga :)
Deletesosok pahlawan yg inspiratif bagi keluarga dan orang banyak. Mungkin dia lelah mba, makanya dia telat dtg ke bimbel :)
ReplyDeleteIya, mungkin dia lelah, tapi tetep kan Mbak, harus tepat waktu :)
DeleteSubhanallah....Kak El begitu gigihnya mengajar pelajara2 yang menurut saya Amazing! hihihi ......
ReplyDeleteBetapa Kak El berjuang tanpa pamrih demi keluarga dan tanpa keluh kesah, bekerja bukan buat beli gadget baru atau senang2 seperti kebanyakan anak2 sekarang yang konsumtif.
Salam kenal buat Kak El, ya Mak :D
Iya, saya lihat Kak El memang tidak konsumtif, penampilannya sederhana tapi apik enak dilihat :). InsyaAllah awal tahun depan, Ibunya Kak El akan pergi umroh, impian Kak El insyaAllah terwujud. Semoga perjalanan dan ibadah beliau diridhoi dan selalu dilindungi Allah SWT, amiin.
Deletesubhanallah.. titip salam buat kak el ya mbak :)
ReplyDeleteanyway salam kenal dari saya ya mba riski
InsyaAllah ya Mba, mmmm... karena saya bikin postingan ini juga tanpa sepengetahuan dia. Kalau dia tahu, saya bisa diacak-acak, hehehe. Dia orangnya tidak begitu suka dipuji seperti ini. :)
DeleteMenurut saya Kak El ini bermanfaat banget buat lingkungannya, mengajar sebuah profesi yang menanam kehidupan masa depan. Selain membagi ilmu, dia juga bisa memberi manfaat materi buat keluarganya. Subhanallah :)
ReplyDeleteEh iya betul itu Mbak.. saya baru sadar. Hari Minggu masih mau mengajar anak2 itu juga amazing, tidak semuanya mau :). Saya tidak tahu kebaikannya Kak El itu apalagi, masalahnya dia betul2 tertutup untuk urusan bersedekah :).
DeleteSungguh mulia sekali yah Kak El, saja saja nggak bisa sepeerti itu, tiap kali gajihan jarang banget inget sodara-sodara, paling kalau pulang ke rumah cuman bawa makanan saja.
ReplyDeletebawa makanan itu termasuk inget sama saudara Ia... :D
Delete