Assalaamu'alaikum, selamat malam.. :) semoga semuanya sehat selalu ^_^
Pernah nggak mendengar pepatah ini, "Di balik laki-laki hebat, ada wanita yang hebat pula"? Sering pastinya ya. Saya pun sudah mendengar pepatah ini sedari saya kecil. Lambat laun, seiring bertambahnya usia, saya mulai menganalisis pepatah ini, secara tidak sadar. Menurut saya (secara subyektif), pepatah ini ada, ketika sudah tercipta keharmonisan komunikasi dan keterbukaan antara si lelaki dan wanita itu.
Chuby Couple #eaaa |
Saya mencontoh orang tua saya. Kalau orang tua saya mungkin terbalik ya, "Dibalik sosok Mama yang terlihat tegar dan hebat, ada Bapa yang selalu mendukungnya lahir batin". Itu sangat saya lihat dengan kedua mata saya. Contoh ya ^_^, ketika Bapa saya masih bekerja sampai ke luar Jawa, Mama tidak pernah mengeluh dalam membesarkan kami yang saat itu masih berdua dan masih balita. Pun ketika Bapa pada akhirnya harus berhenti bekerja karena suatu sebab yang saya juga tidak tahu menahu, Mama berusaha membantu Bapa semaksimal mungkin. Perbedaan pendapat itu ada, saya sebagai anak tahu itu. Namun, pada akhirnya yang terjadi adalah sebuah solusi dari masalah yang saat itu dihadapi. Bapa pun demikian, ketika Mama kuliah lagi sambil mengajar, Bapa setiap saat menemani Mama belajar, membantu mengerjakan tugas-tugas Mama, memfotokopi materi kuliah, dan banyak lagi. Mama tidak pernah mempermasalahkan jenjang pendidikan Bapa dan berapa nafkah yang diterimanya, begitu pula Bapa tidak pernah mempermasalahkan pekerjaan Mama.
Saya sering melihat dan sesekali tidak sengaja mendengar mereka sedang mengobrol. Kami sedari kecil juga dididik untuk terbuka pada mereka. Hampir setiap selesai sholat Maghrib dan makan malam, kami belajar sambil mengobrol dengan mereka.
Pelajaran itu saya praktikkan sampai sekarang. Saya dan suami membuat komitmen, bahwa secapek apapun kami seharian itu, kami harus mengobrol minimal 15 menit. Topiknya bisa macam-macam. Saya ingin dia tahu sikap saya terhadapnya, dan saya juga tahu sikapnya terhadap saya. Saya tidak mempermasalahkan jenjang pendidikan suami saya, karena jenjang pendidikan tidak ada dalam doa saya kepada Allah saat saya meminta jodoh terbaik :).
Jadi, menurut saya, manusia harus punya tujuan hidup agar lebih terarah. Untuk mencapai ke sana, perlu orang yang sangat dan selalu mendukung. Aral rintangan memang akan selalu ada, makanya dua orang itu harus selalu berkomunikasi, terbuka, ikhlas, dan saling berkorban agar tujuan mereka bisa terlaksana dengan baik. Istilah kerennya adalah butuh sinergisme antara dua orang agar dapat mencapai tujuan bersama. :)
betul mak, komunikasi itu sangat penting.
ReplyDeleteKeren. Salam takzimku buat Mama dan Bapa ya, Ris. :)
ReplyDeletekunci utama sebuah hubungan memang mengelola komunikasi :)
ReplyDeleteiya mak bener :) komunikasi.... :)
ReplyDeleteBetul mba komunikasi yg lancar tercipta sinergisme.
ReplyDelete