Assalaamu'alaikum... ^_^
Percakapan pada suatu pagi di tahun 2012:
"Iya nih, Bu. Tiap kali makan langsung keluar lagi".
"Semangat, Mba..!! Kalau boleh saya beri saran, sebaiknya setelah muntah, makan lagi. Biar dedek yang di dalam dapat makanan. Kan, baru trimester pertama bukan?".
"Iya, Bu. Terimakasih sarannya. InsyaAllah saya lakukan. ^_^"
Kemudian siangnya, ibu kos pun membuatkan saya rujak buah, yeaayyy....!! #DilarangIri
Itu adalah satu dari banyak percakapan yang terjadi antara saya dengan ibu kos, sewaktu saya hamil. Biasanya pada kehamilan trimester (3 bulan) pertama, ibu yang mengalami morning sickness terkadang malas makan. Padahal, justru pada trimester pertama itulah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat pada janin. Begitu pula dengan 1000 hari pertama setelah bayi dilahirkan, sebaiknya bayi diberikan asupan gizi yang optimal. Hal senada juga disampaikan oleh Dr Martina Alles pada diskusi seputar ibu dan anak (#nutritalk) yang diselenggarakan oleh Sari Husada di Hotel JW Marriot Jakarta (20/3/2015).
#nutritalk kali ini mengangkat tema "Sinergi Pengetahuan Lokal dan Keahlian Global bagi Perbaikan Gizi Anak Bangsa" dan mengundang Dr Martina Alles dan Prof Hardinsyah sebagai narasumbernya. Dr Martina sebagai Direktur Development Physiology & Nutrition Danone Nutricia Early Life Nutrition Belanda memaparkan beberapa kasus gizi di Belanda dan cara penanganannya. Setengah enggak menyangka juga kalau Belanda yang saya lihat sebagai salah satu negara di Eropa yang modern ternyata pernah mengalami masalah gizi yang cukup serius. Diantaranya bencana kelaparan yang terjadi saat perang dunia kedua, dimana wanita-wanita yang terkena kelaparan akhirnya melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Bayi dengan berat lahir rendah ini rentan akan obesitas, sindrom metabolik, dan diabetes saat dia dewasa kelak. Selain itu, pada abad 19 di daerah perkotaan Eropa, anak-anaknya banyak yang terkena penyakit riket (pelunakan dan pelemahan tulang). Penyebabnya adalah anak-anak terlalu lama berada di dalam ruangan dan polusi udara yang mengurangi sinar matahari yang diterima.
Pemerintah Belanda tidak tinggal diam dengan permasalahan gizi pada ibu hamil, bayi, dan anak-anak tersebut. Mereka menanganinya dengan beberapa cara yang berkesinambungan, yaitu 1) meningkatkan kesadaran warganya akan kebersihan. Saat ini atau beberapa tahun kemarin, siapapun yang pernah datang atau
tinggal di Belanda akan setuju dengan kalimat berikut, Belanda adalah
negara yang bebas dari sampah berserakan. 2) melakukan pengurangan jumlah anggota keluarga. Maksudnya, bahwa Belanda juga mencanangkan program Keluarga Berencana, dimana satu kepala rumah tangga disarankan mempunyai maksimal 2 anak saja. Karena dulu, satu kepala keluarga di Belanda bisa mempunyai lebih dari 6 anak. Dan 3) melakukan perbaikan gizi dan kesehatan anak. Program perbaikan gizi ini banyak sekali. Contohnya adalah pemerintah memberikan dan membiasakan anak-anak usia sekolah untuk minum susu, mewajibkan sekolah untuk mengadakan kemping di luar kelas, dan fortifikasi pada mentega. Susu merupakan produk yang banyak sekali digunakan dalam makanan ataupun minuman di Eropa, khususnya Belanda sebagai pusat keju. Susu sangat bagus untuk anak-anak dan ibu hamil, karena susu mengandung semua nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh kembang janin, dan balita. Fortifikasi mentega dimaksudkan untuk meningkatkan asupan provitamin D. Sedangkan diadakannya kemping bertujuan agar anak-anak lebih banyak terpapar sinar matahari sehingga provitamin D yang ada di dalam tubuh bisa aktif menjadi vitamin D yang berguna untuk kekuatan dan pertumbuhan tulang dan gigi.
Hasilnya, adanya peningkatan berat badan lahir dari tahun 1989-1991 yang rata-ratanya 3370 gram menjadi 3430 gram pada tahun 2004-2006 (sumber: CBS pada slide #nutritalk). Serta peningkatan tinggi badan rata-rata orang Belanda yang pada abad ke-19 mempunyai tinggi 163 cm menjadi 184 cm di akhir abad ke-20 (sumber : Fredriks et al. Continuing Positive Secular Growth Change in the Netherlands 1955-1997. Pediatric Research. 2000).
Yuk marii.. diminum susunya.. :) |
Walaupun, kata Prof Hardinsyah, bahwa kesuksesan ekonomi suatu negara belum tentu juga perbaikan gizi warganya sukses. Memang tidak dapat dimungkiri bahwa permasalahan gizi di Indonesia lebih banyak daripada di Belanda karena Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya dan topografi wilayah. Salah satu buktinya adalah pada tahun 2013 masih ada balita yang pendek akibat kekurangan gizi mencapai 37,2% dari 8,8 juta balita di Indonesia. Selain itu juga karena pemahaman gizi di Indonesia masih kurang. Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa makanan bergizi adalah daging-dagingan dan makanan yang mahal, serta masih banyak yang mementingkan rasa daripada gizi dalam makanan itu sendiri. Padahal, makanan yang bergizi bukan seperti itu, makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung makronutrien (protein, korbohidrat, asam
lemak esensial), dan mikronutrien (zat besi, kalsium, yodium, zink, asam
folat, vitamin A, vitamin D, dan lainnya) dan diberikan dalam jumlah/takaran yang seimbang. Namun, jika sinergi/kerja sama antara pemerintah dengan pihak-pihak terkait seperti lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, produsen makanan dan minuman, serta masyarakat terjalin dengan baik dan kokoh, keberhasilan perbaikan gizi seperti yang di Belanda juga bisa kita dapatkan.
Makanya, berkaca dari suksesnya Belanda menangani masalah gizi tersebut, Sari Husada pun konsen dengan tumbuh kembang bayi, terutama pada usia 1000 hari pertama setelah lahir. Karena pada usia tersebut terjadi periode pertubuhan yang pesat dan perkembangan yang signifikan. Pada 1000 hari pertama kehidupan, pertumbuhan yang terjadi pada bayi yakni bertambahnya berat otak 1 gram setiap hari selama 3 tahun pertama, 2 kali tinggi badan, dan 3 kali berat badannya. Sedangkan perkembangan yang terjadi di 1000 hari pertama kehidupan adalah perkembangan saluran cerna, organ metabolik, komposisi tubuh (tulang dan otot), perkembangan kognitif (kecerdasan), dan pematangan sistem kekebalan. Banyak kan yang terjadi di 1000 hari pertama kehidupan. 1000 hari pertama kehidupan itu seperti modal untuk kesehatan anak di masa depannya. Makanya, pemenuhan gizi berupa makronutrien, dan mikronutrien sangat penting di usia tersebut. Selain itu, Sari Husada juga mengajak masyarakat untuk melek gizi, salah satunya dengan mengadakan #nutritalk ini dan memberikan susu gratis kepada anak sekolah yang tidak mampu.
Lantas, apa hubungannya pemenuhan nutrisi di 1000 hari pertama kehidupan dengan ibu hamil seperti cerita saya di atas? Seperti yang sudah saya sebutkan bahwa trimester pertama adalah juga masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Maka, jika ibu hamil mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, janinnya juga akan mendapatkan gizi yang seimbang, yang akan berdampak pada kesehatannya di masa balita dan anak-anak. Apalagi jika pada 1000 hari pertama kehidupannya, dia diberikan asupan gizi yang seimbang pula, itu bisa menjadi modal kesehatan dan kecerdasan untuk masa depannya.
Inti dari bincang #nutritalk yang bisa saya peroleh diantaranya:
- Kita bisa belajar tentang permasalahan gizi dan penanganannya dari negara lain untuk kemudian bisa diterapkan di Indonesia.
- Pemberian gizi yang seimbang sangat penting baik itu untuk ibu hamil, janin, anak-anak, dan orang dewasa. Hal tersebut seperti siklus yang tidak dapat dipisahkan, jika ibu yang sedang hamil mendapatkan asupan gizi yang seimbang, maka janin dalam kandungannya pun ikut mendapatkannya. Itu bisa meningkatkan kesehatannya di masa anak-anak. Apalagi jika di masa 1000 hari pertama kehidupannya juga diberikan asupan gizi yang optimal, maka akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan serta kesehatannya di masa dewasa.
- Gizi seimbang tidak melulu harus mahal. Gizi seimbang adalah pemenuhan kebutuhan gizi makronutrien dan mikronutrien yang berimbang untuk tubuh. Dimana dalam satu piring makanan yang dikonsumsi terdiri atas sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral serta dilengkapi dengan segelas susu atau air bening dalam porsi yang seimbang.
- Dari jam 7 pagi sampai jam 1 siang adalah jam yang baik untuk terpapar sinar matahari, karena sinar matahari inilah yang akan mengaktifkan provitamin D dalam tubuh kita menjadi vitamin D. Vitamin D ini membantu proses pembentukan dan penguatan tulang dan gigi.
Jadi, jangan takut saat kulit anak menggelap karena terlalu banyak bermain di luar ruangan dan terpapar sinar matahari. Dan selalu berikan makanan dan minuman yang bergizi dan seimbang, okey... seimbang. Oh, iya lupa.. saya dengan @Oline_BMI dan @kekenai memenangkan live tweet competition yang diadakan selama acara, beneran enggak nyangka... alhamdulillah. Terimakasih @Nutrisi_Bangsa sudah mengadakan #nutritalk, saya berharap #nutritalk ini bisa diadakan ke daerah-daerah, amiiin.
Setuju sekali. Agar anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, maka harus di perhatikan asupan gizinya sehari-hari.
ReplyDeleteiya, kalau gizinya baik, dan lingkungan mendukung tumbuh kembang mereka, insyaAllah mereka juga akan bertubuh dan berkembang dengan baik.. :)
Delete4 sehat 5 sempurna haruslah diperhatikan sejak dini...
ReplyDeleteiya... tapi gizinya harus seimbang dan sumber makanannya harus beragam juga. Karena setiap jenis makanan itu mengandung zat gizi yang berbeda-beda.. :)
Deleteacara seperti ini pastinya nambah ilmu, kenalan, dan teman ya mak :)
ReplyDeleteAlhamdulillah Mbak Dewi, dengan adanya acara seperti ini saya merasa diingatkan lagi sudah kemana saja asupan gizi saya. Dan bisa sharing juga ke adik yang sudak punya anak.. :)
Deletesebagai cowok, saya kurang ngerti sih soal hamil dan lain2
ReplyDelete*digetok yang nulis artikel ini :)
he he he
tapi emang penting sih buat bekal rumah tangga nanti
suka sama yang poin 3
ekonomis banget ya mbak
hahahaha.... iya ini penting banget kalau sudah berumah tangga nanti, biar kamu jadi bapak SIAGA.. :)
Deleteseorang ibu pasti konses dengan maknaan anaknya ya
ReplyDeleteseorang ibu yang baik, pasti.. Mak. ^_^
DeleteHarusnya hadir di acara ini... apa daya jauh banget :(
ReplyDeleteSemoga nanti acaranya bisa mendekat ke tempat domisilinya Mbak, amiin
Delete