Sunday, 5 April 2015

Mentok (Itik) Bakar Kompleks Rumdin DPR Kalibata Jakarta Selatan

Assalaamu'alaikum... ^_^

Seminggu yang lalu, berarti masih bulan Maret 2015 ya, saya ngedate bareng suami, hehehe. Iya, saya dan suami sering malam mingguan bareng muter-muter Jakarta. Sabtu malam itu saat sedang muter di kawasan Kalibata, mata saya menangkap tulisan "Mentok Bakar" di spanduk depan sebuah warung penyet pinggir jalan di Kompleks Rumdin DPR Kalibata. Sudah tahu "Mentok" belum? Mentok itu bahasa Indonesianya adalah itik, masih satu keluarga dengan bebek, tapi lehernya lebih pendek dan tubuhnya lebih lebar. Sampai saat itu, saya belum pernah mencicipi daging mentok, dan sesuai dengan fitrah manusia, saya pun akhirnya penasaran. Saya pun akhirnya berhasil memaksa suami untuk putar balik dan makan di situ, hahahahaha.

Kami memesan dua mentok bakar, nasi plus teh hangat. Tadinya saya mau memesan bagian paha saja, tapi ternyata kekecilan, menurut saya, akhirnya saya memesan bagian dada, sama seperti suami. Ibu-ibu yang berjualan ini logatnya medok Jawanya, entah dari Jawa Tengah atau Jawa Timur. Setelah pesan, kami menunggu dong ya, mentoknya dibakar dulu, aroma bakarannya saja sudah menggugah selera saya, slruup.


Sekitar 10 atau 15 menit kemudian (maaf saya tidak melihat jam), mentok bakar pesanan kami datang. Satu mentok bakar berbalut bumbu, satu tempe goreng, lalapan dan sambel tersaji dalam piring tanah liat, didampingi seporsi nasi dalam piring sendiri dan segelas teh hangat, serta air kobokan. Yuk ah, baca doa makan dulu, trus foto-foto, hehehehe.

Pertama saya towel bumbunya, karena baluran bumbunya sangat banyak. Rasa bumbunya pas agak manis tapi enak. Lalu saya mencoba dagingnya (ini kan yang bikin saya penasaran). Rasa daging mentok ini hampir mirip dengan daging bebek, walaupun tidak segurih daging bebek, jadi gurihnya ringan saja tapi lebih gurih dari daging ayam. Tekstur dagingnya juga lebih lembut dari daging bebek tapi tidak selembut ayam. Jadi daging mentok ini ada di tengah-tengah antara ayam dengan bebek. Bagi Teman ReeNgan yang kurang doyan dengan daging bebek, bisa mencoba daging mentok ini. Hanya saja, ketika saya mencoba sambalnya, rasa sambal pedas manisnya kurang pas jika dipadukan dengan gurihnya daging mentok (well, karena daging dan bumbu mentok ini sudah gurih manis). Kalau sambal yang mendampingi mentok bakar ini seperti sambal mangga mungkin pas banget.

Piring suami sudah licin, daging mentoknya tandas tidak bersisa, dan saya arrgghhh.. ini beneran daging mentoknya kegedean buat saya. Akhirnya saya bungkus untuk lauk sarapan (pas paginya, ini daging masih enak dan tidak basi). Setelah istirahat sebentar karena mengeringkan peluh, suami membayar semua pesanan (2 porsi dengan menu yang sama) seharga kurang lebih Rp 60.000 saja. Kaget nggak harganya bisa murah, padahal daging mentok ini susah dapatnya? Iya lah, kan si Ibu penjual ini menitikberatkan pada rasa dan porsi dagingnya, karena untuk suasana, Teman ReeNgan tidak bisa berharap seperti di resto atau cafe. Namanya juga warung tenda di pinggir jalan ya.. hehe. Untungnya jalanan di depan warung itu adalah jalanan kompleks, jadi enggak banyak kendaraan lalu lalang.

Maaf yaaa Teman ReeNgan, fotonya tidak banyak, nanti kalau saya kesitu lagi, saya foto-foto lebih banyak lagi. Sekalian juga icip-icip mentok gorengnya, hehehe.. lupa waktu itu kenapa enggak yang satu bakar dan yang satunya goreng gitu.. :). Selamat menikmati yaaa... :)

10 comments:

  1. aku belum pernah makan mentok mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo dicoba, mbak Lidya.. saya traktir deh.. hehe

      Delete
  2. Kalau di tempatku banyak yang jualan mentok pedas Mbak. Emang karena sarangnya mentok kali yah :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi pengen cobain.. Mbak Mimi tinggalnya dimana?

      Delete
  3. di tempatku jarang yang jual makanan berbahan itik/menthok. dulu sih pernah makan itik goreng yang dikasih oleh tetangga :)

    ReplyDelete
  4. Ini yang jual tinggalnya ngontrak di depan rumahku kalo gak salah. Gak depan banget sih krn depanku gang gitu. Beda 4 rumah deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mak Adeeee... rumahnya dimana? hehehe... pengen main boleh???

      Delete
  5. Wah blm pernah cobain mentok... Bebek sih aku lumayan suka asal dagingnya ga alot ya... coba ntr kalo ke daerah sana aku coba cari mba...penasaran jg ama rasanya :D

    ReplyDelete
  6. Bagi yang punya usaha bebek panggang dan ingin di branding, cocok nih menggunakan kemasan Greenpack. Tidak bocor dan rusak saat terkena minyak ataupun saus maupun air. Sangat mudah dalam penggunaan. Selengkapnya anda dapat temukan di sini http://www.greenpack.co.id

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...