Assalaamu'alaikum... ^_^
Iya, hidup tanpa utang, bisa nggak ya?
Dulu saya suka heran dengan prinsip suami saya, "Kalau bisa nggak utang mending jangan berutang, kalau belum mampu beli secara tunai ya nabung dulu jangan ambil kredit". Saya pikir, "Lha kalau nggak ambil kredit ya kita nggak bakal punya apa-apa dong". Sebagai manusia biasa wajarlah kalau saya juga pingin punya rumah sendiri dengan segala perabotannya. Saya pernah tanya pada suami, "Emangnya kamu nggak mau punya rumah sendiri?" Dia jawab, "Ya maulah, tapi nanti nunggu uangnya ngumpul dulu, sekarang kita nabung dulu". Huadezigg.. rasanya saat itu, tapi ya sudah setelah 3 kali bertanya hal yang sama dan selalu mendapat jawaban yang sama, akhirnya saya nurut. Walau saat itu masih mikir, lha kapan punya rumahnya kalau gitu, hehehe.
Keinginan saya untuk ambil kredit akhirnya terhenti, betul-betul terhenti setelah saya membaca postingan dari Mas Saptuari tentang utang dan riba. Trus ada cerita-cerita dari orang-orang yang terlilit utang sampai akhirnya harus pindah rumah atau dipenjara. Saya cerita dong ya ke suami.. Dia bilang, "Gini, kita ini jangan terus memandang dari sisi kalau nggak utang nggak bakal punya rumah, atau jadi nggak semangat kerja. Coba kita pandang sisi yang lain misalnya, kan masih bisa ngontrak rumah dulu, atau gaji saya nggak kepotong karena saya nggak punya utang. Gimana, enak kan?". Beberapa hari lalu pun, hati saya tersentuh dengan postingan dari Sukan.tv yang ini : "Kalau misalnya kita belum diberi rizqi rumah, saat ini mungkin kita diberi rizqi makanan & minuman yang tiada terputus". Jedder..!! Iya ya, kita harus selalu bersyukur dengan apa yang kita punyai sekarang.
Menurut saya, ada dua utang yang patut diwaspadai (jadi prioritas tinggi untuk dihindari), yakni utang kecil dan utang janji. Alasannya, karena dua-duanya gampang dilakukan dan diucapkan tapi nanti pas mau bayar, gampang lupa juga. Btw, saya sudah mencatat utang janji saya dan utang postingan saya. Ternyata yang utang postingan banyak juga walau nggak sampai 10 postingan, tapi banyak aja, hiks.. tuh kan.
Btw, isi postingan ini apa sih? Hehe.. akhirnya saya sadar, selama saya masih berutang, hidup saya serasa tidak tenang, bawaannya rusuh melulu. Selain itu, dengan melunasi utang satu persatu tapi setelah itu betul-betul nggak berutang lagi, rasanya kok hati kian plong gitu, nyaman. Terlepas dari berbagai alasan Teman ReeNgan kenapa berutang atau ambil kredit, ya itulah alasan saya kenapa saya lalu mengikuti suami saya untuk tidak berutang atau ambil kredit. Saya ingin menjalani hidup dengan nyaman. Bismillah, minta doanya semoga saya bisa ya.. :)
Kalau Teman ReeNgan, ada yang ambil kredit nggak? Hehe.. saya kepo tanya-tanya terus.. Nggak apa kan ya...?
NB :
Ternyata, kita lebih baik menagih utang (kalo kita memberi utang pada orang lain) kalau yang punya utang belum membayar utang sesuai dengan janjinya (ini akadnya harus akad utang ya, bukan akad minta :)), walaupun itu hanya sekali. Kenapa? Di Islam, utang itu dibawa mati, tapi harta nggak dibawa mati, jadi untuk meringankan hisab si pengutang, ada baiknya kita tagih. Nagihnya ya pakai kata-kata yang lembut, hehe..
setuju sama prinsip suaminya :)
ReplyDeletesemoga bisa lunasin hutang ya Allah aamiin
ReplyDeleteSaya juga punya prinsip sama dengan suami mbak. Kalo memang belum punya uang mending nabung dulu. Dan hidup tanpa hutang itu nyaman banget. hehe
ReplyDeleteIya, banyak banget yg bilang, ngga utang ya ngga punya. :D
ReplyDeleteAku ngga mainan kredit, Mbak. :)
Alhamdulillah waktu beli rumah kemarin dibantu ortu dan mertua jadi balikinnya ke mereka nyicil dan alhamdulillah ga ada riba coz ngutang ma ortu sendiri, hehe. Emang ngeri-ngeri sedap mb kalo ngutangnya di Bank, ribanya itu lho, betul mending pelan-pelan aja sambil cari solusi lain untuk beli rumah tanpa hutang dan riba. Insyaallah pasti ada jalan keluar, semangat!
ReplyDelete