Uang baru hasil penukaran dengan uang lusuh |
Saya pernah posting cerita di blog ini yang isinya tentang pergulatan batin saya *eheemm!* untuk tidak lagi sayang-sayang dengan uang baru yang masih kinyis-kinyis. Nah, tapi kemudian saya punya kebiasaan baru nih, yaitu mengumpulkan uang-uang yang sudah sangat lusuh hasil penukaran dari pom bensin & tempat lainnya. Saya kerajinan ya? Hahahaha. Waktu itu sih pemikiran pertamanya kayak gini, "Ini duit saya kumpulin, nanti kalau sudah banyak saya tukar di Bank Indonesia (BI) biar bisa nulis postingan" *WHAT?!*. Trus habis pemikiran pertama itu, muncul pemikiran kedua yang agak-agak insyaf, "Kalau saya saja enggak mau nerima uang model begini, masa saya mau memberikannya ke orang lain" ^_^.
Postingan tentang uang kinyis-kinyis : Kenapa Sayang dengan Uang Baru?
Postingan tentang tempat penukaran uang : Tempat Favorit Menukar Uang Kecil
Postingan tentang alasan saya nulis dua postingan di atas : Manfaat Menyiapkan Uang Transport yang Pas
Akhirnya, Teman ReeNgan, akhirnya, setelah saya mengumpulkan beberapa informasi mekanisme penukaran uang di BI, kemarin pagi (9 Agustus 2016) saya pun memberanikan diri kesana. Saya membawa segepok *ini hanya hiperbola, sungguh* uang lusuh pecahan Rp 2.000 yang akan saya tukarkan dan KTP, *serta barang lain yang enggak ada hubungannya dengan menukar uang*. Jadwal penukaran uang di BI itu dari Senin-Jumat pukul 09.00-11.30 (seperti yang tertera di www.bi.go.id). Saya berangkat dari rumah pukul 09.50 WIB naik ojek online.
Hahaha... saya tertawa dulu ya. Begini ceritanya, sebelum berangkat, uang yang mau ditukar itu tersiram air sampai basah-sah setumpuk itu. Tadinya saya letakkan di tutup magic com, tapi kok enggak kering-kering. Akhirnya saya sengaja merebus air sepanci, lalu uang itu saya taruh di tutup pancinya. Tapi tetap lama enggak kering. Ternyata saya kurang tepat mengatur letak uangnya. Awalnya saya taruh dengan posisi memanjang. Akhirnya saya menaruhnya lembar demi lembar melingkari tutup panci, selapis dulu, kemudian selapis lagi dan seterusnya sampai habis. Alhamdulillah cepat kering. Saya jadi tahu nih trik mengeringkan uang dengan cepat. Peristiwa ini ada hikmahnya lho selain trik meletakkan uang agar cepat kering. Uang yang tadinya susah dihitung saking lusuhnya, jadi crisp dan mudah dihitung.
Oke, balik lagi ke cerita menukar uang tadi. Sesampainya saya di BI (pintu masuknya yang di Jalan Budi Kemuliaan ya, samping Head Office Indosat Ooredoo yang Bundaran Patung Kuda, Monas, *komplit*), saya melewati security check (pemeriksaan keamanan) lalu meninggalkan KTP untuk mendapatkan tanda pengenal untuk masuk gedung (dipasang ya di baju). Kemudian masuk gedung yang ditunjukkan oleh security dan melewati pemeriksaan keamanan yang kedua. Setelah itu, ada Kakak cantik yang akan menuliskan nama kita, alamat, nomor tanda pengenal yang tadi diberikan. Lalu kita bakal diberikan nomor antrian. Jika nomor antrian kita sudah dipanggil ya kita datang lah ke petugas yang memanggil. Langsung deh transaksi. Transaksinya enggak sampai 5 menit sudah beres! Petugas penukarannya super ramah lagi *saya senang*. Setelah transaksi selesai, jangan lupa menukar tanda pengenal masuk gedung dengan KTP kita ya! ^_^.
Pintu masuk paling dekat ke gedung kompleks BI tempat menukar uang (sumber : Google Maps) |
Ada baiknya bila kita sudah melakukan ini sebelum menukar uang di BI:
- Membawa uang yang mau ditukar dan KTP.
- Memisahkan uang sesuai dengan nominalnya (Rp 2.000 semua, Rp 5.000 semua, dan seterusnya). Jadi enggak dicampur-campur.
- Menghitung dulu jumlah uang yang akan ditukar, minimal perkiraan jumlahnya.
- Membaca panduan tentang uang apa saja yang bisa ditukarkan.
Sebetulnya enggak datang ke BI-nya langsung juga bisa sih, ada layanan BI Mobile (Mobil Keliling). Seperti pengalaman Kakak Isti Thoriqi dan teman-temannya waktu menukar uang untuk angpao lebaran. Tapi yaaa, kan penasaran ya. Teman ReeNgan kalau ada yang mau menukarkan uang rusak atau uang lama, BI mengeluarkan buku panduannya lho, berikut alamat downloadnya :
- uang rusak atau tidak layak edar : http://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/instrumen/mekanisme-penukaran/Documents/PANDUANPENUKARANUANGTIDAKLAYAKEDAR1.pdf
- jenis-jenis uang yang sudah dicabut dari peredaran tapi masih bisa ditukar (update tanggal 9 Agustus 2016) : http://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/instrumen/uang-yang-dicabut/Contents/Default.aspx
Yap, itu dulu cerita saya menukar uang lusuh di Bank Indonesia Jakarta. Benar-benar senang dan dapat pengalaman berharga. Teman ReeNgan ada yang punya uang lusuh? [] Riski Ringan
makasih banget loh mbak panduannya, jadi aku tau kalau uang lusuh bisa ditukar. Aku udah muali bw lagi nih mbak :)
ReplyDeleteIya Mba Lidya, sama-sama terimakasihnya, hehehe.
DeleteAsyik..! Sudah mulai lihat wajah cantikmu lagi nih di blog ini.. ^_^
informasi baruuu, kebetulan banyak uangg recehan di celengan :3
ReplyDeletebisa buat dituker dong ya :D
makasih mbak infonya ^^
Bisa banget Kakak, asal uangnya (tingkat kerusakan) sesuai dg yang ada di panduan & sudah dipisahkan sesuai nominalnya :).
DeleteMakasih infonya Mb Riski, aq samsek blm pernah ke BI. Kapan2 mau juga aaah nukerin uang lusuh ke sana. Tapi biasanya sih udah habis duluan buat jajan sih duitnya hihiiii
ReplyDeleteAyo Mbak Uniek, kapan-kapan nuker biar bisa cerita ke kita ^_^.
DeleteUang lusuh yang saya simpan itu sudah benar-benar lusuh, Mba. Tapi enggak tahu kenapa di foto enggak bisa kelihatan lusuhnya.
aku punya uang receh logam 100-200, setoples. Bingung mau ditukar di mana. Kalo di BI bisa gak ya?
ReplyDeleteBisa Mba Waya. Dipisahin dulu sesuai nominalnya (100 sendiri, 200 sendiri), trus dibungkus per 100 atau 200 atau 300 keping.
Deletewahh...selama ini kalo ada uang lusuh yang kebangetan suka iseng ikut disetrika:)) ternyata make uap juga asik nih ya kayaknya mba riski... tfs mba:)
ReplyDeleteiya Mba, kejadian itu enggak sengaja tapi banyak hikmahnya.. ^_^
Delete