Sunday, 25 September 2016

D.I.M.L #2 : Dari Satu Acara ke Acara Lain & Sebuah Peristiwa Super Canggung

Assalaamu'alaikum...!! ^_^


D.I.M.L (Day In My Life) saya yang kedua terjadi di hari Sabtu, 24 September 2016. Dua hari sebelumnya, saya sudah bikin janji mau main ke rumah teman kuliah saya yang sekarang tinggal di Bekasi. Suami juga sudah mengizinkan. Namun, malam Sabtunya, suami saya nge-Line kalau dia dapat undangan ke acara-nya PMI (Palang Merah Indonesia). Suami saya minta saya menemaninya. Untungnya acaranya pagi dari jam 07.30 WIB. Sebenarnya nih, saya sudah berencana kalau mau mainnya siang saja, paginya saya mau menyeterika baju, hehehe. Tapi enggak apa, nyeterika bajunya saya ganti hari Minggu saja. Paginya, saya hanya bisa beresin kasur, dan nyapu. Kata Christine di Do It On A Dime, "There is a sacrifice when you do something". Ya seperti saya hari itu, hanya bisa beberes ala kadarnya karena harus sudah sampai di kantor PMI di Kramat Raya, Jakarta pukul 07.30 WIB. It's okay, it's fine ^_^. Teman ReeNgan ada yang pernah mengalaminya? 

Cerita di D.I.M.L #1 : Jumat ini Saya Coba Nge-Plank

Sesampainya di kantor PMI, suami langsung melakukan registrasi, sedang saya mencari tempat duduk yang dekat dengan AC. Saya sampai PMI agak molor dari waktu yang ditentukan, yaitu jam 08.00 WIB. Salutnya, sudah banyak lho yang datang. Acara dibuka dengan persembahan lagu. Nah, waktu penyanyinya bertanya, "Hadirin di sini ada yang mau menyumbangkan lagu?" Mulailah satu persatu peserta maju untuk bernyanyi. Kebanyakan lagu-lagunya adalah lagu daerah atau lagu-lagu lawas tahun 70 dan 80-an, hehehe. Suara mereka merdu-merdu lho, trus saat itu saya jadi berasa sedang nonton acara Golden Memory ^_^. Saya sampai lupa melihat jam waktu Ibu Setyorini Sutiyoso datang, dan acara inti pun dimulai. Yang membawakan acara hari itu adalah Rico Ceper. Sepanjang acara, Bang Rico ini kocak banget. Hanya kalau saya boleh beri saran, jangan keseringan bercanda soal bentuk tubuh ya Bang.

Sebetulnya, saya ingin memotret jalannya acara lho. Namun, keinginan saya itu tiba-tiba sirna saat saya melihat beberapa baris di depan saya, duduklah seorang Bapak yang usianya mungkin tidak terlalu jauh dengan suami saya, menggunakan kemeja yang warna dan motifnya sama persis dengan gamis yang saya kenakan. Saya jadi canggung banget rasanya. Pasalnya suami saya saat itu memakai kemeja yang beda motif dan warna dengan saya. Kalau ada yang ngeh kan nanti bakal muncul tanda tanya besar di hatinya T_T. Teman ReeNgan pernah mengalaminya enggak? Memakai baju yang sama persis dengan orang asing di satu acara yang sama dan bukan acara berseragam? Waaaa..!! Wong saya pernah segerbong dengan wanita yang memakai kerudung sama persis warna dan motifnya dengan saya, saya langsung melipir ke gerbong lain. Canggung banget gitu rasanya, bukan malu sih, tapi... aahh ya gitu deh, susah diungkapkan.

Motif ini nih yang samaan dengan seorang Bapak di acara itu ^_^

Saat Ibu Rini memberikan sambutan, saya mendengarkan poin-poin penting sambutan beliau. Intinya beliau berterimakasih kepada semua orang yang bersedia mendonorkan darahnya. Karena setetes darah itu penting untuk nyawa manusia lain. Namun beliau masih berharap bahwa pada saat-saat tertentu seperti saat bulan puasa, hari Natal, lebaran dan tahun baru, para pendonor tetap bersedia mendonorkan darah mereka. Sebab, pada saat itu, PMI sering kehabisan stok darah padahal kebutuhan darah justru meningkat. Bu Rini juga bilang bahwa MUI sudah pernah bilang kalau mendonorkan darah saat sedang berpuasa itu tidak membatalkan puasa. Bu Rini atas nama PMI DKI Jakarta juga meminta maaf jika mungkin masih ada pelayanan yang belum memuaskan dari PMI. Di acara itu, beliau juga memberitahukan bahwa akan ada pengembangan pelayanan Unit Transfusi Darah (UTD) di DKI Jakarta. Dimana tadinya dipusatkan di UTD Kramat Raya, sekarang akan dibuat cabang di tiap wilayah di Jakarta. Dan sudah dikembangkan di Jakarta Utara. Pengembangan cabang UTD ini dimaksudkan agar warga Jakarta yang ingin mendonorkan darahnya bisa dengan mudah mencapai tempat UTD di wilayah masing-masing tanpa harus ke Kramat Raya.

Dari acara tersebut saya jadi mengetahui bahwa darah yang didonorkan tidak hanya digunakan oleh orang-orang yang membutuhkan darah di saat-saat tertentu saja, melainkan juga untuk orang-orang yang harus rutin ditransfusi darah. Contohnya adalah bagi penderita hemofilia dan thalasemia. Mereka harus rutin menerima transfusi salah satu bagian darah. Suami saya bilang, "Makanya kita harus lebih bersyukur ya, nasib kita masih banyak yang lebih baik dari orang lain. Tapi kita bisa meniru semangatnya Mas itu, walo dia menderita hemofilia, tapi dia tidak menyerah pada keadaan"> Oke sip, Beb! ^_^.


Setelah acara selesai, suami saya mengantarkan saya ke stasiun. Rencananya saya akan langsung ke rumah teman saya dan suami saya langsung ke acara kantornya. Saya sampai di stasiun Bekasi, lalu order salah satu ojek online. Ternyata si Mas drivernya itu baru mendaftar dan katanya saya adalah penumpang pertamanya. Siang itu, hujan di Bekasi tidak merata. Sepanjang jalan, sepertinya si hujan sedang galau, di sini hujan deras, beberapa puluh meter kemudian gerimis saja lalu hujan sedang kemudian ada daerah yang terang benerang. Oke lah kita pakai jas hujan saja ya Mas driver. Semoga jodoh ya mas sama ojek online-nya dan dapat rejeki yang banyak serta berkah, aamiin. Saya main di rumah teman saya itu sampai sehabis maghrib, trus saya maksa pulang karena takut kemalaman sampai rumah. Kenapa saya ceritanya sedikit saja di sini? Iya lah soalnya kan yang kami obrolkan itu tidak untuk konsumsi umum #cieee #asyikbangetbahasanya. Yang pasti, saya di situ main juga dengan anaknya. Anak-anak itu memang ada yang ajib ya, pertama saya datang masih malu-malu kucing dan jinak-jinak merpati, enggak lama kemudian udah haha hihi saja dengan saya ^_^.

Malam itu di Stasiun Manggarai

Dari rumah teman saya ke stasiun, kembali naik ojek online, kali ini dari perusahaan yang berbeda. Saya berterimakasih buat si Bapak driver, soalnya saya jadi tahu letak sekolahnya Mba Suzie Icus, yakni SMK Ginus Itaco. Kapan-kapan saya main ke situ ya Mba ^_^. Sesampainya di stasiun, alhamdulillah ada kereta tujuan saya dan masih kosong, sehingga saya bisa duduk. Sepanjang perjalanan, saya diam enggak seperti biasanya. Saya mencoba mencerna beberapa peristiwa dan pembicaraan hari itu, dimana akhirnya saya bersyukur dengan kehidupan saya yang sekarang. Walaupun tidak sementereng orang lain ataupun menurut saya, saya belum terlalu berkontribusi banyak untuk orang lain, tapi hidup saya di sisi lain masih lebih baik dari orang lain. Saya dijemput oleh suami di stasiun tujuan. Malam itu saya tidur nyenyak sekali, capek Cyin..! ^_^.

Teman ReeNgan, bagaimana dengan harinya? Semoga selalu menyenangkan dan berkah ya, aamiin ^_^. [] Riski Ringan

15 comments:

  1. Amiinn..moga kehidupan kita semua berkah

    ReplyDelete
  2. Ketemu orang dengan baju yang sama itu... Hmmm, canggung. Nggak malu sih, cuma ya agak risih. Hehe *pengalaman

    ReplyDelete
  3. ya ampun baju samaan dengan lawan jenis :O.. I feel you mba.. *puk Puk*
    wah jadi penumpang pertama ojek online.. alhamdulillah ya ojeknya tahu jalan dan baik :)
    makasih sharingnya mba :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mba Hana. Canggung banget lah. Babang ojeknya juga enggak mau dibayar lebih ^_^

      Delete
  4. Hihi... alhamdulillah ga pernah merasakan tuh, tapi kalau kejadian juga berusaha biasa aja :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bagi-bagi tip-nya dong Kak Ida..! ^^
      Saya belum bisa biasa saja kalau ada yg bajunya samaan T_T

      Delete
  5. Aku pernah, corak baju batikku ada yg sama ketemu pas kondangan, langsung deh buru-buru pulang.


    Itu drivernya pasti seneng banget ya? Baru daftar langsung dapat penumpang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. I feel you, Kak Eri, I feel you banget.
      Babang ojeknya walo baru pertama kali ngojek, ciamik banget ngendarain motornya ^_^.

      Delete
  6. waduh, bisa dikira sarimbitan/pasangan baju sama si Bapak ya mba..hihi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah itulah yang saya khawatirkan, Mba Arum. Alhamdulillah sih sepertinya enggak ada yang bisik-bisik tetangga ^_^.

      Delete
  7. Haaai. Hehee bisa bayangin dech kalau samaan kain sama orang lain....hehee.

    Hariku hari ini, berusaha mensyukuri yang terjadi....yaaah, gak beberes rumah tp kruntelan sama anak anak, sudah luar biasa. Begitu kan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Super luar biasa, Mba Astin! ^_^
      Aku aja pengen ngrasain kruntelan sama anak ^_^

      Delete
  8. Kasus motif baju sama ini memang benar2 bikin "sesuatu" yahhh :D
    Betewe, sampai seusia ini lom pernah sekalipun donor :(

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...