Baru beberapa bulan ini, di setiap stasiun KRL di Jakarta, saya lihat mulai ada 2 jalur berwarna kuning. Yang satunya memakai cat warna kuning, dan yang lain memakai tegel warna kuning berpola. Saya mau ngomongin dua-duanya, hehehe.
Awal menggunakan commuter line saya tidak tahu apa fungsi jalur-jalur kuning tersebut. Saya hanya bisa menebak-nebak saja dari warnanya yang mencolok dan panjang jarak dari bibir peron. Saya menebak bahwa garis kuning yang cat adalah batas aman untuk berdiri menunggu kereta, dan yang dari tegel berpola adalah jalur pemandu untuk tuna netra. Ternyata tebakan saya betul, hehehe.
Kenapa harus ada dua jalur tersebut?
Foto diambil sebelum ada pembuatan jalur kuning untuk tuna netra |
Menurut analisa abal-abal dari saya, hehehe, garis kuning dari cat itu dibuat karena kereta kan bergerak cepat sekali. Sehingga ditakutkan jika penumpang benar-benar berdiri di bibir peron maka nanti akan tersenggol angin kencang atau bahkan tersenggol keretanya. Kadang juga saya lihat ada beberapa kereta model tertentu yang badannya dekat sekali dengan bibir peron bahkan ada yang sampai ke bibir peron. Jadi, kalau Teman ReeNgan sedang menunggu kereta yang datang, lebih baik berdiri di belakang garis kuning itu ya.
Sedangkan jalur kuning yang menggunakan tegel berpola itu memang digunakan sebagai pemandu untuk para tuna netra pengguna commuter line. Tegelnya dibuat berpola dan menonjol untuk membedakan dengan lantai stasiun, agar para tuna netra tersebut bisa merasakan perbedaannya. Polanya juga berbeda lho, ada yang garis-garis dan polkadot (titik-titik). Seperti yang ditulis di situsnya Kementerian Perhubungan, pola garis itu artinya jalan dan pola polkadot itu artinya berhenti.
Alhamdulillah ya, stasiun KRL sudah mulai banyak perubahan. Semoga selalu terjaga dengan baik, aamiin... [] Riski Ringan
Waaaa, kemajuan nih. Makin memudahkan org2 disabilitas, ya.
ReplyDeleteIya Kak. Semoga ke depannya semakin banyak fasilitas yang memudahkan para difabel dan fasilitas tersebut berfungsi baik ^_^
Delete