Assalaamu'alaikum...!! ^_^
Disclaimer: postingan ini murni curhatan saya, sudah dengan seizin suami, dan paragrafnya kurang urut, maaf ya Teman ReeNgan semua.
Sejak belum menikah, kami memang sama-sama suka menonton film. Hanya saja saat itu, kami nontonnya di kos masing-masing. Suami di Jakarta, saya di Semarang, hehehe. Setelah menikah, kadang kami nonton di bioskop dekat kontrakan. Alhamdulillah di Jakarta ini banyak sekali bioskop. Di kampung saya enggak ada soalnya, dulu sih ada satu bioskop di kota kecamatan (namanya biskop Sena), tapi tutup trus bangunannya terbengkalai begitu saja.
Awal menikah, saya dan suami masih suka mendownload film trus ditonton bareng di kontrakan. Sampai tahun kemarin atau dua tahun yang lalu ketika saya sadar sepenuhnya bahwa tindakan saya yang mendownload film itu sangat merugikan para pekerja film. Saya bilang hal yang sama ke suami, tapi saya tidak mau maksa dia untuk melakukan hal yang sama seperti saya. Alhamdulillah lambat laun saya melihat suami sudah mulai berkurang mendownload filmnya. Beliau bahkan bilang kalau kita bisa dan mampu membayar untuk nonton film di bioskop atau membeli DVD yang asli, kenapa harus download. Dan tambahan dari saya, sekarang sudah banyak layanan menonton film secara streaming seperti iflix, hooq, vidio, dan lainnya.
Oke, cukup membahas soal itu. Saya dan suami punya selera yang sama pada beberapa jenis film. Contohnya film sci-fi, jagoan-jagoan seperti spiderman, iron man, the avenger, dan lainnya. Nah, kami juga punya selera yang berbeda terhadap beberapa jenis film. Beliau suka film horor dan triller, saya enggak suka. Saya suka banget film drama romantis menye-menye, beliau enggak suka.
Dulu paling sebal kalau saya lagi nonton film drama di rumah trus saya mulai nangis pas ada adegan sedih, dan beliau tertawa ngakak. Jadi ilfil karena enggak bisa menghayati sepenuhnya adegan per adegan 😡. Bayangin saja, waktu saya nangis pas nonton film Surga yang Tak Dirindukan, dia malah tertawa ngakak banget, katanya film ini lucu dan dia bisa ngebayangin bagaimana perasaan si suami, errrr. Nah, saya juga sering ngomel-ngomel kalau dia mulai nonton film triller pas saya sedang di rumah. Karena kontrakan kami ini kecil, jadilah saya masih bisa lihat adegannya. Film triller itu banyak adegan yang mengagetkan, saya enggak suka karena jantung saya bakal deg-degan kencang dan terasa sakit, tapi saya penasaran endingnya bagaimana. Jadi serba salah, kan?
Kebetulan kontrakan yang sekarang ini lumayan dekat dengan 3 bioskop, jadi senang banget misalnya ada premier film yang memang sedang kami incar, hehehe. Biasanya awal tahun, kami sudah melihat jadwal tayang film luar negeri dalam setahun. Trus kami pilih kira-kira film apa yang bakal kami tonton lalu kami menyiapkan uangnya. Segitunya ya, hehehe. Yaa kalau sudah suka, bagaimana lagi. Untuk film Indonesia, biasanya saya dulu yang nonton di bioskop, trus suami tinggal mendengarkan review dari saya, hehehe. Saya biasanya memilih nonton film Indonesia berdasarkan siapa artis dan sutradaranya. Jika sutradara atau artisnya baru, saya baru lihat sinopsisnya. Itu saya lakukan juga ke film-film luar negeri yang artisnya tidak saya kenali. Enggak menampik lah ya, film itu baik luar atau dalam negeri pasti ada yang bagus dan jelek.
Saya dan suami memang sering bareng-bareng nonton film di bioskop, mungkin karena kami belum punya anak ya. Tapi saya lihat, yang punya anak juga banyak yang masih bareng nonton film di bioskop. Bahkan beberapa kali pernah melihat mereka membawa anak kecil untuk film dewasa (18+), hmmm 😥😥. Saking seringnya kami bareng-bareng nonton film di bioskop, sekarang misalnya saya nonton sendirian, rasanya jadi aneh dan sepi, eaaa 😜😜. Suami pun begitu, beliau bilang "Aku mau nonton film ini, nanti kamu ikut ya, sepi kalau nonton enggak sama kamu" *Saya meleleh meleleh meleleh... #ter-cherrybell*.
Sehabis nonton bareng, biasanya kami bahas filmnya sampai habis. Sama tanya-tanya, "Kok di adegan serius ini, kamu malah ketawa?" atau "Kamu tadi nangis ya, kan ini film action?" Kadang kami debat seru berdua tentang satu adegan atau tentang akting si artis. Trus diakhiri dengan sedikit nasihat yang kadaang enggak ada hubungannya dengan cerita di film. Misal, "Nanti kalau kita bangun rumah, jangan yang kegedean macam rumahnya si anu di film ya, ngebersihinnya lama" atau "Kita harus tetap semangat ya menjalani hidup, seperti si itu (peran di film), dia saja enggak gampang menyerah walaupun sudah bangkrut" dan lain-lain.
Yah begitulah, nonton film bareng suami bagi saya selain untuk hiburan bisa juga mempererat hubungan kami. Teman ReeNgan sendiri, kegiatan apa yang masih dilakukan bersama baik sebelum punya anak sampai sekarang? Komen yaaaa, biar hati saya ter-eaaa-eaaa, hehehe. [] Riski Ringan
Aaaak aku selalu jadi pelengkap aja tiap ada acara nonton bioskop karena seleraku dengan suami & anak2 beda. Mereka suka yang seru2, sedangkan aku suka drama. Tapi nggak mungkin juga aku mereka tinggalin. Jadilah aku cuma jadi pelengkap buat ngabisin snack.
ReplyDeleteNgabisin snack tapi sambil nonton juga kan Mba?
DeleteSuamiku suka minta tempat minum dan snack saya kalau film mau habis, trus kalau masih nyisa, dia yang habisin. Katanya sayang sudah bayar mahal, hehehe